Monday, December 8, 2008

Berganti Diet ke Living Food


Kira-kira 5 tahun yang lalu, ketika saya bertandang ke Surabaya, saya bertemu dengan seorang pria berumur 69 tahun, bertubuh tinggi, langsing, atletis, gesit dan nampak jauh lebih muda dari usianya. Ketika ditanya apa rahasianya, jawabnya adalah “Living Food.” Makan hanya sayuran segar dan hidup. Saat itu memang tak terbayang bagaimana seseorang bisa hidup hanya dari sayuran dan buah segar saja. Ternyata tidak begitu sulit, yang penting bisa menyesuaikan diri. Untuk makan siang hari itu bapak tadi membawa bekal sendiri, buah-buahan dan kelapa muda yang masih dalam tempurung!

Living Food (makanan yang masih hidup) atau disebut juga dengan Raw Food (makanan mentah) merupakan kunci menuju kesehatan dan umur panjang kita. Makanan jenis ini membuat tubuh kita bekerja seperti seharusnya. Tubuh kita telah berkembang dan berevolusi dalam jangka waktu lebih dari empat juta tahun. Selama 3.950.000 tahun dari waktu itu, kita hanya mengkonsumsi makanan mentah dan masih hidup. Baru belakangan ini saja kita mulai mengkonsumsi makanan yang dimasak. Kalau kita perhatikan mamalia yang hidup di alam, kita tidak pernah melihat mereka menderita penyakit yang demikian membuat manusia menderita. Mereka tak pernah menderita kanker, sakit jantung, stroke ataupun diabetes.

Sebelum kita membahas mengapa Living Food begitu penting bagi kesehatan kita, mari kita perhatikan apa yang diakibatkan makanan yang dimasak. Yang pertama-tama hilang ketika kita memasak adalah kandungan airnya. 60% sampai 70% tubuh kita terdiri dari air. Sayuran dan buah-buahan segar banyak mengandung air, dan itu adalah air yang strukturnya bisa membantu proses biologis kita. memasak menghilangkan sifat alami protein dalam makanan kita, dan membuatnya lebih sulit dicerna dan dimanfaatkan tubuh.

Memasak merusak 50% protein dalam makanan kita. Antara 50% sampai 80% kandungan vitamin dan mineralnya jadi rusak. Pestisida mengurai menjadi zat yang lebih beracun, yang sangat mudah dicerna dan diserap ke dalam tubuh. Oksigennya hilang dan sebagai gantinya dihasilkan radikal bebas.

Hal yang terpenting, enzym dihancurkan ketika makanan dipanaskan di atas 118 derajat Celcius. Enzym merupakan katalisator bagi setiap reaksi kimia dalam tubuh kita. Tanpanya, tak akan terjadi pembelahan sel, kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik, tak terjadi produksi energi maupun aktivitas otak. Tak ada vitamin ataupun hormon yang dapat melakukan pekerjaannya tanpa enzyme. Dalam tubuh kita ada dua jenis enzyme, enzym untuk metabolisme dan enzyme untuk pencernaan. Kita menghasilkan lebih dari 100.000 enzyme yang berbeda, masing-masing mempunyai tugas yang unik.

Yang menarik, setiap makanan mengandung campuran enzyme pencernaan yang tepat agar bisa benar-benar menghancurkannya, itu disebut dengan enzyme makanan. Alam dengan kesempurnaan yang tiada henti melihat bahwa semua makanan, baik itu daging, buah atau sayuran, terurai dan kembali ke tanah dari mana dia berasal. Tetapi memasak makanan kita di atas 118 derajat merusak enzyme yang dikandungnya, membuat tubuh kita harus memproduksi enzym yang dibutuhkan untuk bisa mencernanya.

Ada dua masalah utama dengan penghancuran enzyme-enzyme ini. Pertama, tubuh kita tidak dapat menghasilkan enzym dalam campuran yang tepat untuk metabolisme makanan kita selengkap emzyme makanan yang diciptakan oleh alam. Ini mengakibatkan hanya sebagian lemak, protein dan tepung yang tercerna, dan ini akan menyumbat sistem saluran pencernaan dan pembuluh darah. Orang eskimo merupakan contoh yang luar biasa untuk hal ini. Eskimo artinya adalah “orang yang makanannya mentah.” Walau selama berabad-abad hidup dengan diet yang sebagian besar terdiri dari lapisan lemak ikan paus atau anjing laut, orang Eskimo tidak menderita penyempitan pembuluh darah jantung. mereka hampir tidak ada yang menderita penyakit jantung maupun stroke, juga tak pernah menderita tekanan darah tinggi. Dengan mengikuti doktrin nutrisi, kita bisa memperkirakan kemungkinan besar terjadinya penyakit-penyakit di atas, bahkan lemak mentah akan bisa dicerna dengan baik kalau tidak dimasak sehingga enzymenya tidak rusak. Tetapi sekali Anda memanaskan bahkan minyak zaitun yang terbaik sekalipun di atas 118 derajat, Anda tidak akan mampu sepenuhnya mencernanya, Itu akan Anda tersekat.

Yang lebih penting, telah ditunjukkan bahwa tubuh kita menghasilkan enzyme yang dapat menyuplai tubuh sepanjang hidup kita. Setiap makanan yang dimasak yang kita makan menyebabkan produksi enzyme, yang juga mengambil persediaan enzyme kita yang terbatas. Diet Living Food tidak menyebabkan pengurasan seperti ini.

Hal Ini akan dapat membantu kita memahami mengapa seorang yang berusia 85 tahun hanya punya tingkat kegiatan enzyme sebesat 1/30 dari tingkat kegiatan enzyme orang yang berusia 18 tahun. Menjadi tua adalah tidak lebih dari kekurangan enzyme. sekali berhenti membelah, kekebalan tubuh kita tidak mampu lagi mengatasi tantangan, yang dulunya dapat dengan mudah diatasinya ketika kita masih muda. Persediaan enzyme kita terkuras setelah sepanjang hidup kita mengkonsumsi makanan yang dimasak. Di tahun 1930, Dr. Paul Kouckakoff mendapati bahwa ketika kita mengkonsumsi makanan yang dimasak, tubuh kita menyerangnya dengan leukosit, sel darah putih yang merupakan landasan dari sistem kekebalan tubuh kita. Sel-sel ini membawa enzyme ke makanan yang dimasak dalam upaya untuk menghancurkan dan menyingkirkan makanan itu. Sebenarnya tubuh kita memperlakukan makanan yang dimasak sebagai penyusup asing. Tak ada leukosit yang dihasilkan ketika kita memakan Living Food.

Merupakan beban yang luar biasa berat pada tubuh kita untuk menghasilkan enzyme pencernaan serta leukosit. Dibutuhkan 10 enzyme metabolisme untuk membuat sebuah enzyme pencernaan. Pankreas manusia serta binatang piaraan besarnya dua kali lipat dibandingkan dengan mamalia yang hidup di alam bebas. Ini merupakan akibat langsung dari kerja berlebihan yang kita bebankan kepadanya untuk menghasilkan enzyme pencernaan. Tak heran kalau kita merasa demikian lelah setelah mengkonsumsi makanan yang dimasak. Sebenarnya kita membakar hampir setengah dari jumlah kalori yang kita dapat dari makanan yang dimasak hanya untuk mencernanya saja!

Di alam bebas, semua mamalia bisa hidup selama delapan sampai sepuluh kali usia dewasa mereka. Manusia dan binatang piaraan kita serta binatang pertanian yang diberi makanan yang di masak, atau makanan yang diproses terlebih dahulu, hanya bisa hidup sampai empat kali usia dewasanya. Dalam studi terhadap kucing Pottinger yang terkenal itu, ditunjukkan bahwa diet makanan yang di masak menghasilkan jangka hidup yang pendek, ketidak normalan bawaan dan akhirnya, kehilangan kemampuan reproduksi. Dalam eksperimen laboratorium, tikus yang diberi makan living food bisa hidup 50% lebih lama dibandingkan dengan tikus yang diberi makanan yang sudah dimasak.

Sungguh menakjubkan melihat bagaimana semua binatang di alam bebas bisa memaksimalkan cadangan enzyme mereka. Kalau Anda memberi makan tupai dengan kacang mentah, dia tidak akan langsung memakannya, tetapi akan menanamnya dulu dalam tanah, dia hanya akan menggalinya kembali ketika kacang itu sudah mulai berkecambah. Kacang mentah, yang belum berkecambah mempunyai zat penolak enzyme yang menyebabkan enzyme makanan ‘kacangan’ itu tidak dapat dicerna dengan baik. Hanya ketika sudah mulai berkecambahlah zat penolak itu menjadi tidak aktif.

Ketika tubuh kita memakan living food seperti yang diinginkannya, seluruh fungsi biologis tubuh bekerja dengan kesehatan optimal. Semua sel, organ dan system kita jadi mampu melakukan tugas dengan keseimbangan yang sempurna. Sebuah keseimbangan biologis tubuh yang sehat membutuhkan kapasitas enzyme yang benar, asam-basa yang seimbang serta saluran pencernaan yang sehat. Ini semua dapat dicapai dengan melakukan diet living food. Dengan funsi biologis tubuh yang sehat, tubuh kita mampu mengatasi semua gangguan kesehatan dengan sangat efektif. Itulah sebabnya kita jarang melihat binatang yang hidup di alam bebas menderita sakit. Yang kita masukkan ke dalam tubuh kitalah yang mencegah tubuh melakukan apa yang sebenarnya mampu tubuh lakukan. Makanan yang dimasak atau dipanaskan merusak keseimbangan biologis tubuh. Living food mendukung keseimbangan biologis tubuh yang sehat.

Diet Living food membawa kita menuju kehidupan yang lebih panjang, dan lebih enerjik. Perhatikan keadaan tubuh kita setelah berpesta-pora mengkonsumsi semua masakan yang lezat-lezat. Beban guna mencerna makanan yang dimasak menguras energi kita. Ini tidak akan terjadi dengan living food dan kelebihan energi akan menjadikan tubuh kita bisa memfokuskan diri untuk membersihkan dan membangun. Kebutuhan akan tidur berkurang, namun sangat nyenyak. Hanya kalau kita mengkonsumsi makanan yang disukai tubuh, kita akan menghasilkan keseimbangan hormon dan neurotransmitter otak yang benar.
Ketika kami mulai mengkonsumsi living food, kami hanya berencana melakukannya selama sebulan. Tapi setelah sebulan, tubuh kami nenjadi begitu menakjubkan. Perubahannya tak bisa dipungkiri, dan sulit dipercaya, tingkat energi kami begitu prima dan kebutuhan akan tidur berkurang. Bahkan penglihatan kamipun membaik. Kami mendengarkan tubuh kami, dan mereka benar. Kami berharap Anda juga mau memberi tubuh Anda kesempatan untuk memberitahu Anda apa yang mereka inginkan dan mereka butuhkan.
----------

No comments: