Sunday, February 22, 2009

Semuanya Cuma-cuma

Anakku yang masih duduk di kelas dua SD masuk ke dapur sore tadi ketika aku sedang sibuk mempersiapkan makan malam. Dia memberikan secarik kertas yang sudah ditulisinya. Maka setelah aku melap tanganku dengan serbet, aku membacanya, berikut adalah apa yang tertulis di situ:
  • Untuk memangkas rumput, Rp. 50.000,-
  • Untuk merapikan tempat tidurku minggu ini, Rp. 10.000,-
  • Untuk pergi ke toko, Rp.$500.000,-
  • Untuk mengajak bermain adik bayiku ketika ibu pergi belanja, Rp. 250.000,-
  • Untuk membuang sampah, Rp. 10.000,-
  • Untuk memperoleh rapot yang bagus, Rp. 50.000,-
  • Dan untuk menyiangi halaman, Rp.50.000,-
Aku melihatnya berdiri penuh harap, dan ribuan kenangan berkelebat dalam benakku. Maka, aku segera memungut kertas itu, membaliknya, berikut adalah yang kutulis di situ:
  • Untuk mengandungmu selama sembilan bulan, dan engkau tumbuh dalam diriku, gratis.
  • Untuk malam-malam aku menemanimu, membawamu ke dokter ketika kamu sakit dan terus berdoa untukmu, gratis.
  • Untuk waktu dan air mata, dan biaya hidupmu selama ini, gratis.
  • Untuk saat-saat penuh kekhawatiran tentang masa depanmu, gratis.
  • Untuk nasihat dan pengetahuan, dan biaya sekolahmu, gratis.
  • Untuk mainan, makanan dan pakaianmu, gratis.
  • Nak, kalau kamu menjumlahkan semua ini, harga semua cintaku kepadamu adalah gratis.
Ketika dia telah selesai membacanya, air matanya mulai mengalir. Dia menengadah menatapku, “Mama, aku sungguh mencintaimu.” Kemudian dia mengambil pena dan dengan huruf yang besar-besar dituliskannya: SEMUANYA SUDAH DIBAYAR LUNAS.

----------

No comments: