Wednesday, September 17, 2008

Kita Perlu Bergegas

Oleh : Bernard Prasodjo ( MP 38 )

Melihat Pemanasan Global dari Sudut Pandang Energi

Master Choa pernah berkata: “Keadaan akan berubah kalau energinya berubah.”

Hal ini sangat penting untuk segera diketengahkan, agar publik tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada bumi kita ini, dan sebagai seorang Penyembuh Prana, apa yang sebaiknya kita lakukan.

Kalau artikel-artikel tentang Pemanasan Global yang terdahulu lebih membahasnya dari sudut pandang fisik, maka dalam artikel ini kita akan lebih membahasnya dari perspektif energi, memandang Pemanasan Global serta akibat ikutannya sebagai geliat alam dalam upaya menyeimbangkan serta menyelaraskan kembali energinya.

Benarkah mereka primitif?

Dengan pongah banyak orang menganggap suku-suku yang tinggal dan hidup di hutan belantara di pedalaman sebagai orang-orang primitif yang harus segera dibudayakan, namun sebenarnya mereka adalah pengawal terdepan yang menjaga kelestarian alam, dengan sadar mereka hidup selaras dengan alam, dengan faham dan keyakinan yang sangat peduli pada alam, orang kota menyebutnya dengan spiritualitas primitif, mereka memiliki kearifan dan rambu-rambu agar alam tempat mereka hidup tetap terjaga kelestariannya. Sudah saatnya kita mengikuti teladan mereka, sudah saatnya kita belajar dari mereka, sudah saatnya kita sadar lingkungan, dengan menjaga kelestarian alam mengurangi polusi dan pencemaran, kalau tidak, menurut para ahli, 20 sampai 30 tahun mendatang, banyak pulau di Nusantara ini akan tenggelam, garis pantai di Jakarta akan bergeser ke Monas, itu kalau kita tetap tidak peduli pada kelestarian lingkungan. Jadi mari kita bergegas.

Sebagai seorang Penyembuh Prana, tentu saja kita sadar akan tanggung jawab kita, yaitu mempelopori menjalani hidup selaras dengan alam, oleh sebab itu kita banyak melakukan pelayanan, beramal, melakukan penyembuhan, berperilaku baik dengan mempraktekkan pembentukan watak, meditasi, memurnikan diri, dan sadar lingkungan, ini adalah salah satu bentuk upaya kita menyelaraskan diri dengan energi alam. Ketika kesadaran kita sudah semakin tinggi, tanpa disadari kita sudah cenderung hidup selaras dengan alam, tidak merokok, membuang sampah pada tempat yang seharusnya, peduli pada kelestarian alam dan sebagainya.

Kaitan Pemanasan Global dengan aliran energi alam semesta

Bumi merupakan suatu kesatuan yang hidup, yang mempunyai kemampuan mengatur dirinya sendiri untuk menghilangkan kerusakan yang dideritanya, seperti tubuh dapat menyembuhkan diri dari penyakit maupun cedera.

Bumi merupakan sebuah sistem kehidupan yang sangat besar, sebuah planet yang hidup, melayang di angkasa, setiap bagian mempengaruhi semua bagian lainnya, secara baik maupun secara buruk. Bumi mempunyai beberapa organ yang amat penting, seperti hutan tropis dan tanah basah, yang lebih penting bagi lingkungan dibandingkan dengan bagian lain sistem ini. Ibarat tubuh manusia, mungkin saja tubuh kehilangan bagiannya yang kecil, seperti misalnya ibu jari, dan tetap hidup, tetapi bila kehilangan bagian yang penting seperti paru-paru misalnya, maka dia akan mati. Jadi, bumi bisa saja kehilangan beberapa jenis spesies binatang akibat kecerobohan manusia atas lingkungan dan tetap bertahan, namun kalau sebuah organ vital terancam, maka dia akan melawan gangguan itu. Bencana adalah cara bumi melawan kerusakan yang diakibatkan oleh ulah manusia.

Tubuh manusia dan bumi

Kalau kita tidak merawat tubuh kita, tidak menjaga makanan kita, tidak menjaga kebersihan kita, tidak menjaga emosi kita, maka bisa jadi akan timbul masalah pada kesehatan kita, misalnya saja timbulnya bisul, dari dalam bisul bisa disebabkan oleh darah yang kotor, dari luar bisa karena infeksi. Karena bisul, tubuh kita meradang, demam, itu karena tubuh kita sedang berusaha melawan bisul itu, atau infeksi itu. Setelah bisul itu pecah, radang berangsur reda, panas tubuh menjadi normal kembali.

Seperti itulah alam kita, kalau kita tidak menjaga kelestariannya, bahkan cenderung merusaknya, melingkupinya dengan polusi, memenuhinya dengan zat asam arang, yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang pada gilirannya menyebabkan meningkatnya suhu bumi, yang istilah populernya adalah global warming, es di kutub mencair, bumi bergetar, kemudian terjadi gempa bumi, gunung meletus, tsunami, badai, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Ini semua adalah upaya bumi untuk menyelaraskan energinya agar seimbang kembali, nanti kalau sudah terjadi keseimbangan, semua bencana itu dengan sendirinya akan mereda, bahkan berhenti.

Zaman Aquarius

Peralihan dari zaman satu ke zaman berikutnya, saat ini peralihan zaman Pisces ke zaman Aquarius disebut dengan Zaman Baru atau New Age. Transisi dari berakhirnya zaman Pisces yang penuh persaingan, pertentangan, pertengkaran, peperangan dan pementingan diri sendiri, ke zaman Aquarius yang lebih mengarah ke spiritualitas dan percepatan pembelajaran, tidak mengherankan kalau di zaman Aquarius ini kita bisa lebih mudah menemukan Guru Spiritual kita.

Zaman Pisces, karena kecenderungannya untuk tidak harmonis, ikut mempengaruhi energi sebagian besar umat manusia menjadi tidak selaras dengan alam, bahkan tidak sedikit yang bertentangan. Sikap mementingkan diri sendiri, mengorbankan orang lain, mau menang sendiri, merusak alam serta tindakan negatif lainnya jelas energinya gelap dan tidak selaras dengan alam.

Sekarang kita sedang menyongsong kedatangan zaman Aquarius, dalam masa peralihan ini dengan sendirinya banyak orang tertarik dan beralih ke kegiatan yang positif, penuh kasih sayang, damai, peduli dan mulai condong ke peningkatan spiritualitas, dengan kata lain mereka mulai lebih menyelaraskan energinya dengan energi alam, termasuk menyelaraskan diri dengan sifat jaman yang mulai kita jalani, yaitu zaman Aquarius yang penuh keharmonisan. Jadi agar kita selaras dengan energi zaman Aquarius yang penuh keselarasan, kita harus berperilaku harmonis dengan alam dan sesama serta lebih mengutamakan spiritualitas.

Cara yang Dilakukan Para Penyembuh Prana

Kita tentu sudah mendengar tentang hal di bawah ini, karena sudah beberapa kali Master Herminia mengatakannya.

Sebelum kita menderita sakit kepala, energi di sebagian kepala kita terlebih dahulu sudah berwarna gelap, kalau kemudian energi kotor itu kita bersihkan dengan melakukan penyapuan, maka kita tidak jadi menderita sakit kepala. Kalaupun kita sudah terlanjur menderita sakit kepala, kita sapu saja energi gelap di kepala kita, maka kemudian sakit kepala kita akan berangsur hilang.

Sebelum terjadi bencana, katakanlah sebelum terjadi letusan gunung berapi, energi di atas gunung berapi itu sudah berwarna hitam kemerahan. Kalau kita bisa menghilangkan energi hitam kemerahan itu, maka kita bisa meredakan letusan gunung berapi itu. Masalahnya kita tentu tidak dapat secara efektif menghilangkan energi kotor itu dengan cara melakukan penyapuan secara manual, jadi bagaimana kita bisa menghilangkannya dengan lebih efektif? Tentu ada cara lain. Kita bisa menghilangkannya dengan doa, afirmasi, meditasi dan pemberkatan, apalagi kalau itu dilakukan dalam kelompok dan dilaksanakan secara teratur.

Demikian pula dengan bencana alam yang lain, karena kita tahu bahwa sebelum terjadi bencana, energi di atasnya sudah terlebih dahulu berubah menjadi gelap, untuk mencegah bencana itu, kita tinggal menghilangkan energi kegelapan itu.

Ada dua jenis bencana

Kita bisa mengelompokkan bencana menjadi dua jenis, yang pertama adalah bencana alam, yang kedua adalah bencana buatan manusia.

Bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, longsor, badai, gunung meletus dan sebagainya. Perlu dipahami bahwa sebelum terjadi bencana, energi di atas daerah yang akan terkena bencana berubah menjadi kotor dan gelap. Sebelum gunung meletus, energi di gunung itu gelap kemerahan, sebelum terjadi gempa bumi, energi di tempat itu menjadi gelap.

Yang kedua adalah bencana yang disebabkan oleh perilaku manusia seperti misalnya ledakan bom, kerusuhan, peperangan, kejahatan, perusakan alam, polusi, penyerapan air tanah yang berlebihan, produksi CO2 yang tak terkendali, pemanasan global bahkan pengeboman. Pikiran, perkataan dan perbuatan yang negatif manusia juga termasuk dalam bencana buatan manusia.

Sama seperti pada bencana alam, daerah di mana akan terjadi pengeboman, kerusuhan, peperangan, pementingan diri sendiri energinya berubah gelap.

Demikian pula, sebelum penggundulan hutan misalnya, energi di atas hutan tersebut sudah berwarna gelap, kalau kita berhasil menghilangkan energi gelap itu, maka hampir dapat dipastikan orang yang bermaksud melakukan penggundulan hutan itu akan mengurungkan niatnya. Demikian juga dengan tindakan teror.

Secara tidak sadar kadang kita juga menambahkan energi gelap ke aura bumi kita, ini karena kita terlalu sering, terlalu banyak dan terlalu mudah berpikiran negatif, tentu saja pikiran negatif energinya gelap. Berapa banyak dalam sehari kita berpikiran negatif? Ini menentukan nasib kita, karena pikiran yang kita lakukan berulang-ulang melahirkan perkataan, perkataan yang diucapkan berulang-ulang melahirkan perbuatan, perbuatan yang dilakukan berulang-ulang menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang kita lakukan menentukan nasib kita. Oleh sebab itu, biasakanlah berpikir secara positif, agar kita terus menambah terang pada energi bumi kita.

Bagaimana caranya?

Sebagai Penyembuh Prana kita sudah dibekali oleh Guru kita, mula-mula kita ucapkan Doa Agung sebanyak tiga kali, kemudian kita lanjutkan dengan meditasi Jantung Kembar, pada saat kita melepaskan energi berlebihan ke bumi, kita sambil melakukan pemberkatan ke daerah-daerah yang gelap energinya, kita bayangkan ditempat yang gelap energinya itu muncul titik-titik terang yang semakin lama semakin banyak sehingga pada akhirnya seluruh tempat itu dipenuhi oleh titik-titik terang yang menjadikan tempat itu berenergi terang. Untuk memperkuat efek meditasi kita, kita bisa melakukannya dalam kelompok secara teratur.

Sudah teruji

Ada sebuah kawasan di daerah New Jersey, Amerika Serikat yang sangat tinggi angka kriminalitasnya. Sekelompok orang secara berkala berkumpul untuk melakukan Meditasi Jantung Kembar bersama-sama dengan niat meningkatkan ketertiban dan keamanan di daerah itu, ternyata setelah setahun, angka kriminalitas di tempat itu turun menjadi setengahnya.

Jadi kita tidak perlu ragu pada efektifitas Meditasi Jantung Kembar dan Doa Agung, segeralah bergabung dalam meditasi Segitiga. Misi kita cukup jelas, yaitu menyembuhkan bumi dengan cinta-kasih kebaikan hati.

Blessing atau pemberkatan

Energi doa, meditasi dan pemberkatan (blessing) berwarna terang, semakin banyak, semakin meluas dan semakin sering orang melakukannya, energi terang yang dihasilkan semakin kuat sehingga dapat menyingkirkan energi gelap tadi, sehingga bencana melemah, berkurang, bahkan tidak jadi berlangsung, energi terang juga punya kekuatan membatalkan hasrat atau rencana seseorang melanjutkan niat buruknya.

Dengan tujuan utama seperti inilah YPI mengajak penyembuh prana serta insan berkehendak baik lainnya di seluruh Indonesia untuk bergabung dalam kegiatan Meditasi Segitiga, yang merupakan salah satu bentuk pelayanan terhadap Indonesia dan dunia.

Bergegaslah, kita harus segera mulai! Bumi pertiwi menunggu tindakan nyata kita! Bumi pertiwi membutuhkan dukungan Anda! Bergabunglah segera dalam kegiatan Meditasi Segitiga ini. Marilah kita ikut mempelopori penyelamatan bumi kita ini. Kesadaran dan tindakan Anda akan berpengaruh terhadap yang lain, dan itu akan sangat bermanfaat bagi dunia dan seluruh umat manusia.

----------

No comments: