Wednesday, September 3, 2008

PHQandA: Ejakulasi Dini

Latar belakang medis:

Ejakulasi dini (ED), sebelumnya dikenal sebagai impotensi, itu digambarkan sebagai serangan kambuhan secara menetap dari osrgasme atau ejakulasi yang terjadi karena rangsangan seksual yang minimal sebelum, pada saat atau tidak lama setelah penetrasi dan sebelum orang itu mengharapkannya.

Sebagian besar pria dengan keluhan ini dapat menangguhkan orgasme selama masturbasi dalam jangka waktu yang cukup lama, dibandingkan ketika melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Perkiraan pasangannya mengenai periode jangka waktu dari permulaan aktivitas seksual sampai ejakulasi, demikian juga pendapat mengenai apakah ED merupakan masalah, dapat berbeda-beda. Karena itu, diagnosa mengenai ED tidak tergantung pada apakah Anda mampu “memuaskan” pasangan Anda atau tidak, tetapi lebih pada persepsi Anda sendiri mengenai kesulitan yang disebabkan oleh ejakulasi dini.

Sama seperti gangguan seksual lainnya ED dapat diklasifikasikan sebagai gangguan seumur hidup (yang timbul untuk seluruh kehidupan dewasa orang itu) atau diperoleh (timbul setelah sebelumnya berfungsi secara normal dalam periode waktu tertentu). Ini bisa juga diklasifikasikan sebagai penyama-rataan (muncul pada semua pasangan, kegiatan seksual dan situasi) atau situasional (Terbatas pada pasangan tertentu, cara melakukan hubungan seksual, atau situasi).

Berikut ini adalah kriteria diagnostik untuk ED seperti yang disediakan oleh “The Diagnostic and Statistical Manual of mental Disorders, edisi ke 4 (DSM-IV, 1994).

  1. Serangan kambuhan atau menetap dari ejakulasi dengan rangsangan seksual yang minimal sebelumnya, beberapa waktu setelah penetrasi dan sebelum orang itu mengharapkannya. Pemeriksaan klinis harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, jangka waktu fase perangsangan seperti usia, baru atau lamakah pasangan atau situasinya, dan seringnya frekwensi kegiatan seksual dilakukan.

  2. Gangguan yang menyebabkan kesulitan atau gangguan dalam hubungan antar manusia.
  3. ED secara eksklusif tidak langsung berkaitan dengan efek gangguan psikologis maupun dari zat tertentu (misalnya obat terlarang atau obat-obatan medis) atau kondisi medisnya secara umum.

Referensi:

Asosiasi Psikiatris Amerika. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental edisi ke 4, Asosiasi Psikiatris Washingtan DC.
Institut Kesehatan Nasional, Institut Nasional untuk Kesehatan Mental.

PERAWATAN PRANA:

Psikoterapi Prana hal. 24

  1. Berdoa. Kemudian telusuri, sebelum, selama dan setelah perawatan.
  2. Lakukan penyapuan umum.
  3. Penyapuan setempat pada cakra dasar, seks dan pusar.
  4. Berikan energi cakra dasar, seks dan pusar dengan merah muda keputih-putihan. Kalau pasien punya riwayat penyakit kelamin, gunakan warna putih.
  5. Bersihkan dan beri energi pada cakra solar-pleksus, ajna dan mahkota menggunakan ungu muda atau ungu listrik. Ketika membersihkan cakra-cakra ini, penyembuh harus meniatkan untuk membuang energi stress atau energi negatif dari cakra-cakra tersebut.
  6. Hambat cakra solar-pleksus yang terlampau aktif dengan energi biru muda keputih-putihan.
  7. Bersihkan dan beri energi cakra jantung melalui cakra jantung belakan dengan ungu muda atau ungu listrik.
  8. Ulang perawatan 3 kali dalam seminggu.

Instruksikan pasien untuk melakukan penyembuhan diri sendiri yang berikut ini untuk stress dan mudah tersinggung, sedih dan gelisah:

Psikoterapi prana halaman 20-21

  1. Lakukan pernapasan perut dengan perlahan selama 10-20 menit setiap hari ketika sedang bekerja atau ketika sedang mengalami ketegangan kerja atau emosional.
  2. Dengan teratur, setiap hari lakukanlah Meditasi Jantung Kembar.
  3. Secara teratur, lakukan pembayangan diri secara positif. Lakukan ini sambil melakukan pernapasan perut dengan perlahan dan dalam-dalam. Visualisasikan situasi yang membuat tegang itu. Amati situasi itu dengan sikap yang obyektif tanpa terpengaruh. Visualisasikan diri Anda tenang dan melakukan hal yang benar. Dengan melakukan ini, sebuah pola pikir yang positif diciptakan, itu akan mengkondisikan pasien untuk bereaksi secara positif pada kondisi yang membuatnya tegang itu.
----------

No comments: