Seorang anak kecil menjadi patah hati menemukan kura-kuranya telentang di atas punggungnya, diam tak bergerak didekat kolam.
Ayahnya berusaha menghiburnya. “Jangan menangis nak. Kami akan mengatur upacara pemakaman yang indah untuk kura-kuramu. Akan kubuatkan peti kecil, dihiasi dengan sulaman kain sutera dan menyuruh tukang batu membuat nisan diatas makamnya, dengan nama kura-kura terukir diatasnya. Lalu akan kita taruh bunga-bunga segar diatas makamnya setiap hari, memasang pagar disekelilingnya.”
Si anak kecil mengusap air matanya dan gembira sekali mendengar rencana itu. Ketika semua persiapan sudah selesai, perarakan dimulai - ayah, ibu, pembantu dan sang anak memimpin upacara pemakaman - iringan bergerak anggun menuju kolam untuk mengambil kura-kura itu. Tetapi kura-kura itu telah hilang.
Tiba-tiba mereka melihat si kura-kura muncul dari kedalaman kolam dan berenang berkeliling dengan riang. Anak kecil itu memandang sahabatnya dengan kecewa, lalu berkata: “Mari kita bunuh kura-kura itu.”
Ayahnya berusaha menghiburnya. “Jangan menangis nak. Kami akan mengatur upacara pemakaman yang indah untuk kura-kuramu. Akan kubuatkan peti kecil, dihiasi dengan sulaman kain sutera dan menyuruh tukang batu membuat nisan diatas makamnya, dengan nama kura-kura terukir diatasnya. Lalu akan kita taruh bunga-bunga segar diatas makamnya setiap hari, memasang pagar disekelilingnya.”
Si anak kecil mengusap air matanya dan gembira sekali mendengar rencana itu. Ketika semua persiapan sudah selesai, perarakan dimulai - ayah, ibu, pembantu dan sang anak memimpin upacara pemakaman - iringan bergerak anggun menuju kolam untuk mengambil kura-kura itu. Tetapi kura-kura itu telah hilang.
Tiba-tiba mereka melihat si kura-kura muncul dari kedalaman kolam dan berenang berkeliling dengan riang. Anak kecil itu memandang sahabatnya dengan kecewa, lalu berkata: “Mari kita bunuh kura-kura itu.”
Sebetulnya bukan engkau yang menarik perhatianku, tetapi sensasi yang kuperoleh dengan mencintaimu.
----------
No comments:
Post a Comment