Wednesday, September 24, 2008

Adakah yang mendoakan kita?


ADAKAH YANG AKAN MENDOAKAN KITA?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya menderita stroke, sudah 7 hari dirawat di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi, seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya itu.

Malaikat memulai pembicaraan, “kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang saja yang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

“Kalau hanya mencari 50 orang, itu gampang .. . “ kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali merngunjunginya; dengan antusias si pengusaha bertanya, “apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan masalah sulit.”.

Dengan lembut si Malaikat berkata, “anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang mau berdoa buat kesembuhanmu”.

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang isteri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka”.

Kata Malaikat, “Ku beritahu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu.”

Kembali terlihat si isteri sedang berdoa jam 2:00 subuh, “ Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja, untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.” Setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat”.

Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan karena selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit pengusaha ini menangis semakin keras, penyesalan yang luar biasa, tapi sudah terlambat! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada 47 orang lagi yang berdoa!

Dengan setengah bergumam dia bertanya, “Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman seorganisasiku tidak ada yang berdoa buatku?”

Jawab si Malaikat, “Ada beberapa yang berdoa untukmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukan merupakan atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah”.

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini merupakan malam terakhir baginya, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan isteri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur dikursi rumah sakit dan isterinya yang nampak lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, “Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00”.

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah ke 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

“Bukankah itu Panti Asuhan?” kata si pengusaha pelan.

“Benar anakku, kau pernah memberi bantuan pada mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.”

Tadi pagi, salah seorang anak di panti asuhan tersebut membaca di koran yang memberitakan bahwa seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, orang yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat untuk berdoa buat kesembuhanmu.

Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak merasa perlu berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama atau keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain… sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Hidup ini sungguh sangat singkat ..

Segeralah menjadikan hidup kita lebih bermakna dan indah dengan melengkapinya dengan segala amal dan kebaikan kita…

----------

No comments: