Tuesday, September 16, 2008

Polusi Plastik

Polusi Plastik dan Keadaan Planet Kita yang Menyedihkan

oleh: Marlene A. Affeld

Dengan sembarangan membuang benda-benda plastik, terutama botol plastik, alat penangkap ikan dan kantong plastik, tanpa sadar orang telah menyebabkan kematian jutaan mamalia, ikan, burung dan reptil setiap tahunnya.

Kita mengotori wajah bumi kita dengan sampah plastik sehingga mencemari saluran air. Sejak ditemukannya plastik awal abad lalu, plastik telah menjadi benda yang paling populer yang digunakan dalam berbagai keperluan dengan cara yang inovatif dan unik. Plastik digunakan untuk menghasilkan dan membungkus berjenis-jenis benda yang kita beli atau kita gunakan.

Masalah timbul ketika kita tidak lagi menginginkan benda-benda ini, dan bagaimana kita membuangnya, biasanya plastik yang dibuang itu adalah plastik pembungkus dan kemasan. Plastik memang praktis, ringan dan mudah dibuang. Plastik digunakan karena plastik dapat diproduksi dengan mudah dan murah, kuat dan awet.

Sayangnya sifat yang sangat bermanfaat ini mengakibatkan masalah polusi yang menumpuk. Kualitas rendah dan biaya murah sama artinya dengan plastik siap di buang begitu saja. Dibutuhkan waktu sekitar 300 tahun agar plastik bisa mengurai. Masa hidupnya yang panjang memastikan bahwa dia bisa bertahan dalam lingkungan kita pada jangka waktu yang cukup lama bisa membahayakan kehidupan lain. Karena plastik tidak mudah mengurai dan membutuhkan energi sinar ultra violet yang tinggi untuk menghancurkannya, jumlah sampah plastik dalam lautan juga terus meningkat.

Sekarang plastik terdapat di hampir seluruh lautan dan sungai di dunia ini, bahkan ditempat yang paling terpencil dan asli sekalipun. Charles Moore, seorang oseanografer Amerika melaporkan bahwa jumlah polusi plastik di lautan demikian luas sehingga tidak mungkin dibersihkan.

Sebuah kuburan plastik beracun yang sangat luas terbentang di samudra Pasifik di antara San Francisco dan Hawaii. Di sana anak buahnya mendapati bahwa air mengandung enam bagian plastik untuk setiap bagian plankton, dengan peningkatan lima kali lipat jumlah plastik antara 1997 sampai 2007. Setiap tahun, di seluruh dunia, digunakan kira-kira 500 milyard kantong plastik. Itu merupakan sampah yang tak terbayang jumlahnya, begitu banyak sehingga lebih dari satu juta kantong plastik baru digunakan setiap menitnya, dan pengaruhnya terhadap planet kita sangat menghancurkan. Kantong plastik hanyalah sebagian dari seluruh masalah. Di Amerika saja, dihasilkan polusi 800.000 ton botol plastik. Di seluruh dunia, planet kita yang sangat berharga ini dikotori dan diracuni oleh lebih dari 100 juta ton polusi plastik. Menurut laporan, lebih dari 80% sampah terdapat dalam saluran air, sebagian besar adalah plastik, yang terutama berasal dari daratan, bukan dari kapal.

Ikan, kerang, burung laut dan semua bentuk kehidupan laut lainnya memerlukan keseimbangan oksigen, nutrisi dan air yang bersih yang baik agar bisa bertahan hidup. Bahkan sejumlah kecil produk beracun dalam air dapat mengganggu keseimbangan ini, dengan akibat yang tak ada habisnya.

Polusi plastik mempengaruhi kehidupan liar lautan dengan cara yang sangat mematikan: menjerat makhluk-makhluk itu. Penyu sangat rentan terhadap polusi plastik. Ketujuh spesies penyu di dunia sudah hampir punah karena berbagai sebab. Penyu terjerat pada jaring, dan banyak penyu laut ditemukan mati dengan sampah plasik dalam perutnya. Sudi mengindikasikan bahwa penyu mengira kantong plasik yang mengambang dan setengah transparan itu sebagai ubur-ubur dan memakannya. Penyu-penyu itu mati dengan penuh penderitaan karena tersedak atau karena tidak bisa menelan. Di pantai Hawaii pernah ditemukan bangkai-bangkai penyu dengan lebih dari 1000 lembar plastik di dalam perut mereka, termasuk roda mobil-mobilan, sisir dan potongan tali nylon.

Banyak masalah lingkungan yang besar yang harus diperhatikan sehubungan dengan akibat limbah plastik terhadap mamalia laut. Makhluk elegan ini semakin terancam oleh berbagai hal lain: misalnya: populasi anjing laut dan ikan paus semakin menipis karena perburuan yang tak terkendali. Studi baru-baru ini menyimpulkan bahwa kematian berlebihan mamalia laut yang mencapai 100.000 ekor setiap tahun yang diakibatkan oleh polusi plastik yang mematikan. Di seluruh dunia lebih dari 100 spesies burung diketahui telah menelan partikel plastik. Ini termasuk 36 spesies yang ditemukan di pantai Afrika Selatan. Penelitian tentang sejenis burung laut di sebuah pulau lepas pantai Afrika Selatan menunjukkan bahwa dalam perut 90% dari anak-anak burung di sana ditemukan plastik, yang nampaknya secara tidak sengaja diberikan oleh induk mereka.

Burung laut Afrika Selatan adalah yang paling terpengaruh. Plastik-plastik itu tetap berada dalam sistem pencernaan mereka, menghambat pencernaan dan menyebabkan kelaparan. Penelitian ilmiah itu tidak menyebutkan berapa banyak plastik yang telah ditelan oleh burung atau ikan-ikan itu, namun bagaimanapun para ilmuwan sependapat bahwa plasik dalam seafood, juga berbahaya bagi manusia.

Plastik bisa dibandingkan dengan bahan beracun yang lebih dikenal, seperti merkuri. Plastik bertindak sebagai busa penyerap ketika terkontak dengan racun seperti PCB, menghimpunnya dalam tingkat yang jutaan kali lebih kuat dari yang ditemukan mencemari alir laut. Unsur-unsur dalam plastik telah dikaitkan dengan kanker dan ketidak normalan reproduksi. Bisphenol A, dapat ditemukan dalam botol air kemasan, telah dipastikan menyebabkan kanker pada tikus percobaan, mengganggu tingkat sistem hormon dan terkait dengan diabetes dan kegemukan. Para ilmuwan juga menyatakan kepedulian bahwa jalinan plastik yang begitu padat yang mengapung di laut dapat ikut meningkatkan pemanasan global karena menciptakan tirai yang rapat yang menahan sinar matahari dan menyebabkan plankton tidak dapat tumbuh.

Mari kita cermati beberapa cara di mana “Bersama kita bisa membuat perubahan.” krisis berkenaan dengan polusi plastik membutuhkan penelitian dan tindakan darurat. Bisnis harus didorong untuk mengurangi jumlah plastik yang digunakan untuk kemasan dan harus didorong untuk mendaur-ulangnya. Bungkus dan kantong plastik disyaratkan harus mencantumkan label peringatan tentang bahaya polusi plastik dan pembelanja didorong untuk menggunakan tas belanja organik atau yang ramah lingkungan, berbahan alami atau serat plastik hasil daur-ulang. beritahukan hal ini pada para pembuat undang-undang. Keadaannya terus berlanjut ke arah yang lebih buruk. Kita harus bertindak sekarang! Dukunglah program pendaur-ulangan dan promosikan kesadaran lingkungan dalam masyarakat di seputar Anda. Pro-aktiflah dalam meminta pemerintah melakukan perubahan dan pada para konsumen untuk merubah peri-laku mereka. Belilah produk yang hanya membutuhkan sedikit kemasan plastik dan informasikan pada manajemen toko serba ada mengapa kita melakukan hal itu.

Kita bisa bicara dengan suara keras ketika kita bicara dengan “uang” kita. Pilihlah minum air ledeng (yang sudah dimasak) atau air yang sudah disaring dengan filter karbon dengan gelas yang dapat dipakai ulang. Kalau Anda terpaksa membeli botol plastik, buanglah ke tempatnya dengan benar. Daur-ulanglah. Dengan bertambahnya kesadaran lingkungan, semakin jelas bahwa ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menciptakan masyarakat yang peduli. Kalau kita masing-masing mau melakukan langkah kecil saja, dan buatlah beberapa pilihan berbeda dan dengan sadar mempertimbangkan pengaruh kita pada planet kita, pasti ada cara untuk memulihkan kembali dunia kita agar kembali indah seperti semula.

----------

No comments: