Saturday, November 15, 2008

Warisan Marcel Vogel, 2

3. Apa itu Kristal?

Kata kristal berasal dari bahasa Yunani “Krystallos” yang berarti cahaya beku. Secara umum kristal terdiri dari molekul atau energi yang berpola sistematis, teratur dengan pola yang berulang. Dari sudut pandang yang lebih mengarah ke metafisika, beberapa orang menganggap bahwa cahaya diturunkan melalui berbagai tingkat kepadatan sebelum terbentuk secara fisik melalui daya gerak seperti yang kita kenal dalam kristalografi dan geologi. Ini adalah aspek pembentukan cahaya yang membangun pola susunan energi yang sangat teratur, dan itulah yang disebut kristal.

Pada kenyataannya, ketika mengamati pertumbuhan liquid crystal (kristal cair), Marcel berhasil mengubah bentuk akhirnya. Bukannya mempertahankan bentuk normal yang seperti sebuah oleat kolesterol, hasil akhirnya adalah sebuah konfigurasi yang dengan jelas dikenal sebagai Madonna. Itu karena Marcel begitu memusatkan perhatiannya pada bunda Maria dalam mata batinnya ketika mengamati pertumbuhan kristal di bawah mikroskopnya, tanpa henti selama satu jam penuh.

Marcel menyaksikan dan memotret endapan cahaya menjadi sebuah kristal di dalam laboratorium IBM-nya ketika dia menumbuhkan kristal cair dan kemudian menulis: “Saat dingin, bila berada dalam tingkat ‘liquid crystal’, pencairan mengarah ke tingkat yang mempunyai lingkar pinggir ganda, ketika diamati dalam cahaya yang terpolarisasi dengan menggunakan mikroskop. Dari tingkat ini sampel tersebut akan mengkristal dan memadat”

“Dalam penelitian ini, dengan mikroskop, saya temukan adanya peristiwa yang menakjubkan, yaitu sebelum benda cair itu berubah ke tingkat kristal cair, seberkas kilatan cahaya muncul dan segera setelah itu, sampel itu berubah menuju tingkat kristal cair”.

“Keadaan ini direkam dengan kamera video dan setelah upaya selama setahun, disaat terjadi transisi, gambarnya bisa diambil. Apa yang nampak di film adalah awal terjadinya bentuk kristalografi. Kilatan cahaya biru mengandung informasi yang merubahnya menjadi bentuk geometris. Bentuk geometris ini adalah dasar dari bentuk kristalografis yang darinya akan muncul dan tumbuh kristal-kristal baru.”

Kilatan cahaya biru yang terlihat melalui mikroskop merupakan transfer informasi dari bentuk cahaya ke tataran fisik. Ini dalam literatur metafisika terdahulu belum pernah diamati dan dipotret.

4. Matriks Kecerdasan

Kristal kwarsa mengawali kehidupannya jauh di kedalaman bumi dalam suhu yang sangat panas, merupakan campuran silikon dioksida (SiO2) yang super jenuh. Ketika zat ini mendingin, sebuah unit sel dari benih sel quartz terbentuk diseputar titik awal itu hampir mirip seperti cara seekor kerang membentuk mutiara dari sebuah benda yang mengganggunya. Nampaknya seperti ada atom baru yang setiap kali diletakkan di tempat yang paling erat ikatannya. Daerah ini mengandung energi yang paling kuat. Molekul-molekul yang melekat pada matriks berbasis silika antara lain adalah granit atau pasir. Unit sel ini berbentuk molekul tetrahedron yang terdiri dari empat atom oksigen dengan sebuah atom silikon berada di antaranya.

Unit sel utama ini berperan sebagai ekstraktor bagi molekul silikon dioksida, ion dan lain sebagainya. Lama kelamaan, triliunan sel seperti ini menyatu dan melalui gerak spiral, lapis demi lapis ditambahkan sehingga semakin tebal sampai akhirnya terbentuklah sebuah kristal.

Unit sel utama ini mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk membangun bentuk yang sempurna - heksagonal, atau bentuk segi enam yang kita kenal sebagai kristal kwarsa (quartz crystal). Menurut Marcel, sekali sebuah kristal berhenti bertumbuh, matriks kecerdasan kristal itu hilang dan bentuk kwarsa itu pada dasarnya hanyalah sebuah kepompong kosong sampai saat kita berinteraksi dengannya dan menghidupkannya dengan energi kita. Ini dilakukan dengan pemindahan bentuk pikiran serta energi melalui napas yang berirama. Pada saat inilah Marcel secara intelektual tahu apa sebenarnya sebuah kristal itu, eksplorasinya dalam dunia kristal segera saja dimulai.

Suatu pagi, di IBM, rekan kerjanya, Chuck Mignosa menghampiri Marcel mengeluhkan sakit punggungnya. Atas dorongan intuisinya Marcel mengambil kristal dari saku bajunya, memandangnya sambil mengatur napas, dan mengirimkan tenaga melalui kristalnya, kristal itu diarahkan ke temannya, Chuck. Tiba-tiba saja kepala Chuck seperti tertarik kebelakang dan dia masuk dalam tingkat kesadaran peralihan dan jatuh kelantai, ketika membantu temannya bangkit, Marcel berpikir bahwa itu semua berada di luar akal sehat dan sama sekali tidak mengharapkan sesuatu dari kristalnya. Namun, Chuck sangat berterima kasih karena sakit di punggungnya lenyap. Walau pada awalnya penuh keengganan, akhirnya Marcel memulai penelitian 17 tahunnya mengenai pemanfaatan kristal kwarsa. Dengan cepat dia menemukan keterbatasan kristal kwarsa alami, mereka punya kemampuan menyimpan, melipatgandakan dan memindahkan informasi, tetapi mereka tidak cukup kuat menarik energi yang dipancarkan tubuh dan pikiran seseorang.

Kristal mentah mempunyai medan energi mendasar yang berlainan, tergantung di mana dan bagaimana mereka ditambang, dan juga tergantung pada variasi bentuk dan distorsi yang disebabkan oleh gangguan yang hadir selama pertumbuhannya berlangsung. Beberapa kristal mempunyai energi fundamental yang sangat kuat, sedangkan yang lain tidak menunjukkan adanya energi fundamental itu. Kemampuan kristal menyimpan energi sudah diketahui secara luas, menurut Newsweek edisi 4 September 1994, para ahli fisika di Stanford University telah memamerkan untuk pertama kalinya sebuah model alat yang sepenuhnya digital yang dapat menyimpan informasi hologram dalam struktur sub atom sebuah kristal. Para ilmuwan berhasil menyimpan dan menampilkan kembali gambar Monalisa. Kristal tersebut hanya punya memori sebesar 163 kilo bytes, tetapi diharapkan nantinya unit holografik ini mampu menyimpan data sampai satu juta megabytes. Artikel pendek itu mengatakan bahwa kristal dapat menyimpan informasi tiga dimensi dan kemampuannya 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan sistem tercepat yang ada saat ini.

5. Mengasah “Quantum Converter”

Karena kristal alami mentah yang diteliti Marcel tidak menarik energi seperti yang diharapkannya, maka munculah gagasan untuk mengasahnya. Batu ruby dan berbagai jenis kristal lainnya diasah untuk membuatnya berguna sebagai laser chromium aluminum oksida. Ruby alami, adalah kristal yang penampilannya kurang menarik sampai dia diasah menjadi bentuk silinder dengan faset tertentu sehingga cahaya dapat dipompakan kedalamnya dan kemudian secara internal dipantulkan kembali sehingga menghasilkan cahaya yang padat - sebuah laser.

Seperti juga cahaya yang dipancarkan melalui ruby yang sudah diasah dapat menghasilkan cahaya yang padat, Marcel berspekulasi; mungkin dengan memancarkan energi melalui kwarsa yang diasah secara khusus, akan dapat menghasilkan energi yang padat.

Seperti yang terjadi dalam penelitiannya tentang luminescent (nyala), dia sangat jarang bisa menemukan literatur ilmiahnya. Suatu pagi di tahun 1974, dia terbangun dari tidur dengan sebuah gambaran di mata batinnya: pohon kehidupan seperti yang terdapat dalam ajaran Kabalistik! Ini adalah ajaran dan pola pikir yang kurang akrab dengannya. Pada saat itu yang dilihatnya hanyalah gambaran sebuah segi empat dengan segitiga melekat di atas dan di bawahnya.

Sepanjang tahun dia menghabiskan waktu makan siangnya di toko pecah belah dan berusaha mengasah kristal mentah menjadi konfigurasi seperti tadi. Ketika dia jadi semakin paham mengenai geometri pohon kehidupan Kabalistik, dia dapat mengasah kristal kwarsanya dengan bentuk yang semakin mendekati petunjuk yang diberikan oleh mata batinnya. Berbagai bentuk lain juga dicobanya, kristal berujung tunggal, kristal berujung ganda (double terminated), bersisi empat, bersisi lima, bersisi enam dengan ujung bersisi empat, bersisi delapan dengan ujung bersisi empat dan seterusnya. Dengan terus-menerus bereksperimen, akhirnya muncullah sebuah alat yang fundamental untuk menyimpan, melipatgandakan, menyalurkan dan memadatkan energi tubuh dan pikiran seseorang: sebuah kristal kwarsa bersisi empat dengan ujung-ujung berbentuk piramid. Salah satu ujungnya lebih lancip dari yang lain. Ujung yang lebih lancip disebut dengan “ujung penembak” karena itu adalah ujung kristal dari mana medan energi padat di pancarkan. Kristal yang diasah ini merupakan representasi tiga dimensi dari pohon kehidupan Kabalistik. Kristal ini kemudian lebih dikenal orang sebagai “Kristal Asahan Vogel” (Vogel Cut Crystal).

Sebuah kristal harus di asah tidak hanya dengan presisi geometris sepanjang sumbu “c” atau sumbu pertumbuhannya, tetapi juga harus dikerjakan dengan sikap, perasaan dan kesadaran yang benar. Ini bukan hanya masalah mengasah secara mekanis, untuk membentuk sesuatu yang seragam saja. Beberapa pengasah permata terkemuka di Jerman telah berupaya mereproduksi “Kristal Asahan Vogel” tanpa hasil, selain kemiripan dalam penampilan, pengukuran energi juga dilakukan dengan peralatan Omega 5 , sebuah alat yang akan di bahas nanti, menunjukan bahwa kristal-kristal itu bukanlah kristal yang sama, ketika saya mempresentasikan hal ini kepada Marcel, dia hanya tertawa sambil berkata:

“Benar kan! Sudah saya katakan bahwa kamu bisa meniru kristal-kristal ini, tetapi kamu tidak akan berhasil. Sekarang kamu tahu! Banyak hal lain yang juga harus dikerjakan, selain sekedar mengasah kristal menjadi bentuk tertentu.”

Perubahan struktural dalam mengasah kristal menjadi bentuk yang di identifikasi sebagai “Kristal Asahan Vogel” terletak lebih pada cara menyertakan transfer informasi. Bentuk geometri kristal seperti ini menciptakan medan energi yang dapat berperan sebagai pembawa gelombang informasi, yang tidak dimiliki oleh kristal mentah.

Apa pentingnya hal ini?

Menurut Marcel:”Gelombang ‘pembawa’ ini harus mempunyai daya ikat terhadap kristal sehingga tidak tercampur dengan radiasi yang dipancarkan oleh targetnya, melainkan lebih berperan sebagai wahana transportasi yang dapat memilah energi. Kristal kwarsa yang diasah dalam bentuk piramid menghasilkan instrumen seperti itu.”

Dalam hal menawarkan pelayanan penyembuhan kepada orang lain, pancaran yang keluar dari target (dalam hal ini pasien), tergantung pada kesulitan dan ketegangan yang dialami pasiennya. Cahaya yang saling terikat yang dipancarkan oleh Kristal Vogel® mampu menembus medan pancaran yang acap kali berbeda, antara yang di dalam dan di luar orang yang sedang berada dalam kesulitan itu. Energi yang tidak serasi sering kali tidak teratur bila tidak secara menyeluruh diserap oleh medan yang kacau yang ditimbulkan oleh orang bersangkutan. Di luar itu, pengaruh yang paling nyata dari kristal yang di asah berhubungan dengan kaitan dan resonansinya pada air. Karena lebih dari 75% dari tubuh kita terdiri dari air, kristal Vogel, dengan resonansinya pada air, merupakan mekanisme penghantar yang sempurna bagi energi halus yang diarahkan kepada seseorang. Marcel juga merasakan bahwa berbagai jenis tubuh energi yang digambarkan dalam literatur metafisika adalah gradasi dari medan energi yang tertanam dalam tubuh fisik melalui molekul air.

Selama tahun-tahun awal karya penelitiannya dengan kristal, Marcel mengembangkan sebuah protokol untuk menghilangkan getaran yang tidak dikehendaki atau bentuk pikiran dari orang yang sedang risau. Dia dapati bahwa kristal itu dapat berperan hampir seperti pisau bedah energi yang dimanfaatkan dalam pembedahan energi atau pembedahan eterik. Selama bertahun-tahun dia mengembangkan berbagai metoda, baik dengan cara jarak dekat, jarak jauh maupun untuk penyembuhan diri sendiri, dengan menggunakan kristal asahan Vogel.

Kristal merupakan “pengubah pancaran energi” (quantum converter) yang mampu memancarkan energi dalam bentuk yang dapat mempengaruhi efek biologis. Ini hampir menyerupai efek resonansi. Tubuh manusia, dalam tataran energi merupakan sebuah susunan titik-titik yang terus bergerak dan yang berlapis-lapis, memiliki simetri dan struktur tertentu. Sifat kristal ini nampak jelas, baik dalam energi halus di tingkat quantumnya, maupun pada tingkatan makronya. Tulang, jaringan, sel dan cairan tubuh pada tingkat tertentu mempunyai sifat-sifat seperti kristal. Struktur cairan, sel dan jaringan tubuh cenderung menjadi tidak terstruktur atau tidak serasi bila seseorang menderita sakit atau sedang terganggu kesehatan dan emosinya. Tubuh fisik terdiri dari sistem kristal cair di dalam selaput sel, cairan antar sel dan juga struktur-struktur lebih besar lainnya, seperti misalnya jaringan lemak, sistem otot dan sistem syaraf; kelenjar getah bening, darah, dan seterusnya. Dengan menggunakan kristal yang sudah diselaraskan dengan tepat, yang diarahkan ke struktur tadi, keseimbangan dan keserasiannya dapat dipulihkan dengan cara mengirimkan “informasi” atau “gizi energi” yang dibutuhkan.

Sebagai sebuah contoh yang dramatik dari kemampuan kristal untuk mengkonversi energi, suatu ketika Marcel menciptakan sebuah sirkuit dengan menggunakan salah satu kristalnya sebagai “sumber listrik.” Dalam perbincangannya dengan saya dia mengatakan: “Saya telah membangkitkan listrik dengan menggunakan kristal yang dapat mencapai tegangan sampai 75 volt. Dengan menggunakan kristal ini (Kristal Vogel maksudnya).

Ini adalah voltase induksi, sebuah voltase arus listrik satu arah. Saya menaruh kristal itu di tengah sebuah kotak (sebuah kotak kayu mahoni berbentuk segi enam) dan kemudian saya membuat sebuah kumparan dari kawat tembaga dan juga kawat perak-timah yang digulung sampai 250 lapis. Saya punya kumparan lain di luar kotak yang terbuat dari kawat nikel. Masih ada lagi kawat primer dan sekunder yang tersambung ke voltmeter. Saya menarik napas dan menyentakkannya, dan muncullah tegangan listrik dari kristal tadi. Saya juga mencoba ini dengan menggunakan kristal yang belum diasah, tetapi tidak bekerja. Saya menaruh peralatan ini di laboratorium saya, dan mencoba menghasilkan voltase yang lebih besar, tetapi saya belum berhasil. Terlalu banyak hal lain yang perlu saya lakukan dan mereka yang melihat saya melakukan itu merasa terganggu.”

Marcel menambahkan bahwa dia juga melakukan percobaan-percobaan itu dengan menggunakan bola lampu sebagai pengganti voltmeter dan berhasil membuat bola lampu itu menyala.

6. Mengukur energi halus ..........
(Bersambung)
----------

No comments: