Sunday, September 7, 2008

Kembali Pada Energi Cinta

dr. Andreas A. Prasadja (MP22)

Cinta adalah sebuah emosi yang lembut. Energi cinta yang dibangkitkan dengan menghadirkan cinta di cakra jantung depan pun bersifat lembut. Karena sifatnya yang lembut ini, sering kali kita lupa akan kekuatan energi cinta.

Kekuatan energi cinta, justru amatlah luar biasa dalam penyembuhan. Di tingkat apa pun, baik tingkat dasar, lanjut maupun psikoterapi, energi cinta merupakan inti dari setiap energi penyembuhan.

Energi cinta dibangkitkan di cakra jantung depan, yang juga merupakan pusat cinta kasih pada sesama. Dan kita tahu, bahwa cakra jantung depan mengontrol jantung, saluran pernapasan dan kelenjar timus. Kelenjar timus, pada anak-anak berfungsi sebagai salah satu pusat imunitas (daya tahan tubuh). Walaupun di usia dewasa kelenjar timus kehilangan fungsi imunitasnya, ternyata beberapa penelitian baru menunjukkan kenyataan yang lain. Pada orang-orang dewasa yang mempunyai sifat-sifat keceriaan dan kebahagiaan seperti pada anak-anak, mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan orang dewasa lainnya. Ini dikarenakan oleh masih aktifnya kelenjar timus pada individu-individu tersebut. Kesimpulannya, energi cinta berkaitan erat dengan daya tahan tubuh manusia, lewat mekanisme aktifitas kelenjar timus.

Kortisol adalah hormon yang menekan sistem imunitas seseorang. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, kortisol harus ditekan. Bagaimana cara menekan kortisol? Menurut beberapa penelitian, cara yang efektif bukanlah dengan obat-obatan atau tindakan medis lainnya, melainkan dengan tertawa! Tapi bukan sembarangan tawa, yang dimaksud adalah kebahagiaan dan keceriaan yang menyebabkan tawa tersebut.

Misalnya dalam perawatan penderita kanker, seorang penyembuh prana berperan dalam pelayanan cinta. Seperti penulis amati, dikalangan penyembuh prana, banyak berkembang berbagai teknik atau improvisasi dalam perawatan berbagai macam kanker. Ada yang menggunakan visualisasi tertentu, ada yang melakukan penyapuan dengan seksama hingga ke akar-akarnya, ada pula yang “menembak” sel-sel kanker tersebut. Tetapi satu hal yang menarik, kesemuanya melakukan perawatan dengan kelembutan dan penuh cinta.

Ini mengingatkan saya akan pesan Grand Master Choa Kok Sui. Beliau selalu mengingatkan untuk tidak menggunakan terlalu banyak kemauan (will power) agar memberi kesempatan pada energi cinta untuk bekerja. Dengan kemauan yang terlalu kuat, energi prana yang kita berikan bersifat kasar dan sel kanker bukannya hancur, malahan berkembang semakin kuat pula. Kenapa? Anda tentu ingat ajaran Grand Master Choa, energi yang sejenis akan saling tarik menarik, sedangkan yang berlawanan akan saling tolak menolak. Energi dari sel kanker bersifat kotor, lengket dan cenderung kasar. Jika ditelusuri, energi sel kanker berhubungan erat dengan emosi-emosi negatif, seperti kemarahan, kebencian dan lain-lain (Advanced Pranic Healing, 7th printing, 2002, pg. 274). Sehingga dengan energi prana yang berisikan cinta kasih, emosi-emosi negatif yang merupakan bahan dasar sel kanker tadi dapat dengan mudah diatasi, dan kanker pun lebih mudah dibersihkan.

Energi cinta, keceriaan dan kebahagiaan, inilah yang sebaiknya diberikan pada pasien. Seorang penyembuh prana yang baik juga mampu memberikan harapan dan ketenangan pada pasiennya, dan juga mampu membimbing pasien agar hidup murah hati dan penuh dengan cinta kasih. Anda ingat anjuran Grand Master Choa Kok Sui bagi pasien kanker ataupun penyakit-penyakit lainnya? Melakukan Meditasi Jantung Kembar (Advanced Pranic Healing, 7th printing, 2002, pg. 278). Karena dengan demikian pasien akan semakin penuh dengan cinta kasih dan dengan teraktifkannya cakra jantung depan, kelenjar timus semakin aktif meningkatkan daya tahan tubuhnya.

Ada sebuah eksperimen menarik yang dilakukan oleh seorang rekan pelatih, yang berkaitan dengan energi cinta. Secara waskita, ia menghadirkan virus dihadapannya. Dengan beberapa cara dicoba untuk mengatasi virus tersebut. Bukannya hilang, virus itu malah semakin menguat. Akhirnya dengan pasrah, pelatih tadi berdoa memohon berkat dan bantuan dari Yang Maha Cinta. Kemudian muncullah makhluk cahaya kecil yang datang meraih virus. Dari pengamatan waskita, makhluk cahaya itu bukannya menghancurkan virus, ia malah membelai-belai seolah mengajak virus-virus itu bermain-main. Apa yang terjadi? Dengan sentuhan kasih dan keceriaan, perlahan-lahan virus memudar dan hilang. Ternyata kekuatan saja tidak cukup untuk mengatasi virus, tetapi diperlukan juga kekuatan yang disertai dengan cinta, energi cinta.

Dalam perawatan psikoterapi prana, bagaimana Anda membersihkan sebuah cakra dari emosi negatif, satuan pikiran negatif dan elemental negatif? Juga dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana meredakan amarah seseorang? Dengan kelembutan dan ketenangan hati. Bagaimana menghibur kesedihan? Dengan senyum dan rengkuhan cinta. Bagaimana menepis kekecewaan? Dengan hangatnya kasih dan harapan.

Sebagai penutup, mari kita segarkan lagi diri kita dengan belajar mencinta, seperti ajakan yang terdapat pada Meditasi Jantung Kembar yang biasa kita lakukan:

TUHAN,

Jadikanlah aku alat perdamaian-Mu

Di mana ada kebencian,

biarlah aku menabur Kasih.

Di mana ada sakit hati, Maaf;

Di mana ada keraguan, Keteguhan Iman;

Di mana ada keputus asaan, Harapan;

Di mana ada kegelapan, Terang; dan

Di mana ada kesedihan, Sukacita;

Ya Tuhan, bimbinglah aku

agar aku tidak hanya ingin dilayani,

tetapi mau melayani;

Tidak hanya ingin dimengerti,

tetapi mau mengerti;

Tidak hanya ingin dicintai,

tetapi mau Mencintai;

Karena dengan memberi, kami menerima;

Dengan memaafkan, kamipun dimaafkan

Dan dengan kematian,

kami akan lahir kembali

dalam kehidupan yang abadi.

Selamat mencinta…!!!

----------

No comments: