Saturday, September 13, 2008

Cara Memberi

Artikel ini dikutip dari buku ‘Dipanggil untuk mencinta’ karya Anthony de Mello

Seperti cinta kasih, demikianlah kebahagiaan dan kesucian. Anda tidak mungkin mengatakan bahagia, karena pada saat menyadari kebahagiaan itu, Anda tidak lagi bahagia. Apa yang Anda sebut sebagai kebahagiaan bukanlah kebahagiaan sama sekali, melainkan perasaan senang dan gembira yang disebabkan oleh sesuatu, seseorang, atau peristiwa tertentu. Kebahagiaan sejati itu tanpa sebab. Anda bahagia bukan karena alasan apapun. Kebahagiaan sejati tidak dapat dirasakan dan bukan bagian dari kesadaran. Kebahagiaan sejati tidak menyadari diri.

Kesucian pun demikian adanya. Saat Anda menyadari kesucian diri maka kesucian itu tidak lagi murni dan menjadi pembenaran diri belaka. Perbuatan baik yang terbaik adalah ketika Anda tidak menyadari bahwa perbuatan itu baik. Anda begitu mencintai tindakan itu sehingga sama sekali tidak menyadari kebaikan dan keutamaan Anda. Tangan kiri Anda tidak tahu kalau tangan kanan Anda melakukan sesuatu yang baik atau patut dipuji. Anda melakukannya hanya karena hal itu tampak wajar dan alamiah.

Sempatkan diri untuk merenungkan dan menyadari bahwa semua keutamaan yang dapat Anda lihat dalam diri Anda sesungguhnya bukan keutamaan, melainkan sesuatu yang telah Anda tanam, buat, dan paksakan secara cerdik dalam diri Anda. Seandainya itu keutamaan sejati, Anda akan menikmatinya dengan sangat wajar. Anda tidak akan menyadarinya sebagai suatu keutamaan. jadi, ciri kesucian yang pertama adalah tidak menyadari dirinya.

Ciri kedua adalah tidak diusahakan. Usaha dapat mengubah tingkah laku, tetapi tidak dapat mengubah diri Anda. Pikirkan yang berikut ini! Usaha dapat membuat Anda menyuapkan makanan ke mulut, tetapi tidak dapat memberikan nafsu makan; dapat membuat Anda berbaring tetapi tidak dapat membuat Anda tidur; dapat membuat Anda menceritakan rahasia kepada orang lain, tetapi tidak dapat menciptakan kepercayaan; dapat memaksa Anda untuk memberikan pujian, tetapi tidak dapat menciptakan kekaguman; dapat menunjukkan tindakan pelayanan, tetapi tidak mampu menciptakan cinta kasih atau kesucian. Semua yang Anda capai dengan usaha adalah represi dan paksaan, bukan perubahan maupun pertumbuhan sejati. Perubahan hanya dapat dicapai melalui kesadaran dan pemahaman. Pahamilah ketidakbahagiaan Anda maka ketidakbahagiaan itu akan lenyap; hasilnya kebahagiaan. Pahamilah kesombongan Anda maka kesombongan itu akan rontok; hasilnya kerendahan hati. Pahamilah ketakutan Anda maka ketakutan itu akan lebur; hasilnya cinta. Pahamilah kelekatan Anda maka kelekatan itu akan hilang; hasilnya kebebasan. Cinta, kebebasan dan kebahagiaan bukan sesuatu yang dapat Anda tanam dan Anda usahakan. Anda bahkan tidak mengetahui apa sebenarnya mereka itu. Yang dapat Anda lakukan hanyalah berusaha memahami “kebalikan” dan “lawan” mereka. Melalui pemahaman, semua kebalikan itu akan mati.

Ciri yang ketiga ialah tidak dapat diinginkan. Bila menginginkan kebahagiaan, Anda akan menjadi cemas kalau-kalau tidak mendapatkannya. Anda akan selalu merasa tidak puas. Ketidakpuasan dan kecemasan itu justru memusnahkan kebahagiaan sejati yang mulai Anda dapatkan. Menginginkan kebahagiaan bagi diri sendiri berarti menuruti keserakahan dan ambisi Anda. Ini menjadikan Anda egois, sombong dan tidak suci.

Anda harus paham, di dalam diri Anda ada dua sumber yang dapat mengubah Anda. Yang pertama adalah kelicikan ego Anda. Ia mendorong Anda untuk menjadi sesuatu yang bukan diri Anda, sehingga ia dapat meninggikan dan memuliakan dirinya. Yang kedua adalah kebijaksanaan alam. Berkat kebijaksanaan ini, Anda menjadi sadar dan sanggup memahami. Yang dapat Anda lakukan adalah menyerahkan proses perubahan - bagaimananya, berapa lamanya, kapannya - pada realitas dan alam. Ego Anda adalah teknisi hebat tetapi tidak kreatif. Ia mencoba menerapkan berbagai metode dan teknik untuk menghasilkan orang suci. Hasilnya adalah orang suci yang dingin, konsisten, mekanis, tidak hidup, tidak toleran terhadap orang lain maupun diri sendiri, dan sangat keras. Sungguh wujudnya berlawanan dengan kesucian dan cinta. Justri tipe orang-orang “spiritual” semacam itu, karena sadar akan spiritualitasnya, yang nantinya menyalibkan sang Mesias. Alam bukanlah teknisi. Alam bersifat kreatif. Anda akan menjadi pencipta bila ada penyerahan dalam diri Anda; bila tidak ada keserakahan, ambisi, kekhawatiran; bila tidak berkeinginan untuk berusaha, meraih, mencapai, atau mendapatkan. Yang ada hanyalah kesadaran yang jelas, awas, waspada, dan teguh. Kesadaran semacam ini akan menghancurkan kebodohan, egoisme, kelekatan, dan ketakutan seseorang. Perubahan yang diakibatkannya bukan hasil cetakan maupun usaha, melainkan hasil karya alam yang sama sekali di berada luar rencana dan kehendak Anda. Oleh karenanya, tidak ada ruang bagi rasa haus akan pujian dan keberhasilan. Tidak ada peluang bagi tangan kiri untuk menyadari apa yang dikerjakan realitas melalui tangan kanan.

———-

No comments: