(Disunting dari berbagai sumber)
Definisi hutan: berbagai jenis pepohonan yang tumbuh rapat, bersama tumbuhan lain, dan melingkupi tanah yang luas. Hutan adalah sebuah ekosistem, sebuah komunitas tumbuhan dan binatang, yang saling berinteraksi satu sama lain dan yang berinteraksi dengan lingkungan fisiknya.
Manusia adalah makhluk hutan belantara, sampai saat manusia mulai belajar berburu, sebelumnya mereka mencari makanan dan berkelana di hutan. Manusia dan hutan belantara tumbuh dan berkembang bersama-sama, kehidupan kita dan kehidupan hutan selalu saling terkait.
Pengaruh hutan basah dan kehidupan manusia
Hutan mempunyai peran yang sangat penting pada lingkungan secara menyeluruh. Sejak zaman dahulu, hutan telah menyediakan makanan dan tempat tinggal, tempat berlindung dan bersembunyi dari pemangsanya, serta banyak lagi manfaat lainnya.
Siklus lingkungan
Pohon, tanah, air dan binatang, semuanya berinteraksi untuk menciptakan keseimbangan lingkungan, yang sangat bermanfaat bagi manusia. Keseimbangan ini terus dipertahankan dalam sebuah siklus.
Siklus oksigen
Tumbuhan dan binatang menghirup oksigen dari udara, yang lalu dimanfaatkan dalam proses kehidupannya. Tentu saja oksigen itu perlu diganti dengan yang baru, kalau tidak, kehidupan di bumi akan berhenti. Binatang menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbondioksida (CO2). Di siang hari, pepohonan mengubah CO2 menjadi oksigen (O2) selama proses fotosintesis berlangsung, tumbuhan melepaskan oksigen ke atmosfir melalui daun mereka.
Apa itu fotosintesis?
Pada mulanya tumbuhan menyerap karbondioksida dari udara dan menyerap sinar matahari, pada saat bersamaan akarnya menyerap air dari tanah, kemudian tumbuhan mengubah keduanya menjadi glukosa untuk pertumbuhannya, dan menyimpan karbon dalam jaringannya, di akhir siklus ini, tumbuhan melepaskan oksigen ke udara. Singkatnya, di siang hari tumbuhan merubah karbondioksida menjadi oksigen yang kita butuhkan.
Siklus karbon
Karbondioksida juga diperlukan dalam kehidupan ini, walaupun berbahaya kalau berlebihan. Selama proses fotosintesis, pepohonan menghisap karbondioksida dari udara. Dengan melakukan hal ini mereka menjaga keseimbangan antara oksigen dan karbondioksida di atmosfir. Laut juga menyerap karbondioksida. Ketika pohon mati, karbon dalam jaringannya dikembalikan ke dalam tanah. Pohon dan binatang yang mati dan membusuk merupakan bagian dari kerak bumi, setelah berjuta-juta tahun, karbon ini berubah menjadi batubara, minyak dan gas alam.
Siklus air
Sistem akar dan dedaunan yang gugur membantu membangun lapisan penyerap yang menutupi permukaan tanah (humus), sehingga membuat air hujan secara berangsur merembes ke dalam tanah untuk mencatu aliran sungai dan air tanah. Dengan demikian, hutan membantu melestarikan air dan melindungi tanah dari erosi yang disebabkan oleh hujan lebat. Ketika hutan ditebangi, tanah langsung terbawa air dan mengakibatkan terjadinya banjir. Sebagai contoh, selama tahun 1980, desa-desa di Rwanda, Afrika, terlampau banyak menggunduli hutan sehingga cadangan air bersih mengering.
Pepohonan menahan sebagaian air hujan dengan akarnya dan menggunakannya untuk proses kehidupannya sendiri (fotosintesis). Kelebihan airnya sebagian dilepaskan melalui daun-daunnya kembali ke atmosfir, sehingga sangat membantu pembentukan awan.
Siklus nutrisi
Pepohonan memperoleh nutrisi mineral yang mereka butuhkan dari dalam tanah. Mineral yang larut diserap oleh akar pohon dari dalam tanah dan dikirim ke atas ke seluruh bagian pohon itu. Nutrisi mineral ini digunakan oleh pepohonan sama seperti manusia mengkonsumsi vitamin. Ketika pohon mati, nutrisi ini, yang masih terkandung dalam pohon, mengurai. Kemudian mereka dikembalikan ke tanah sehingga tersedia kembali untuk digunakan oleh binatang serta tumbuhan yang lain.
Makanan
Hutan merupakan rumah bagi binatang buruan, seperti misalnya burung, rusa dan sebagainya, yang menyediakan daging bagi para pemburu dan keluarga mereka. Lebah juga menyediakan madunya. Hutan juga menyediakan buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian dan umbi-umbian, demikian juga sayur-mayur untuk kebutuhan hidup. Vanili misalnya, dibuat dari biji sejenis anggrek hutan basah Amerika Selatan, pala dan cengkih berasal dari hutan belantara Asia, coklat dan kopi di hasilkan hutan Amerika Tengah, dan belimbing tumbuh di hutan Asia. Diperkirakan di hutan tropis atau hutan basah terdapat lebih dari 4.000 spesies buah dan sayuran yang dapat di makan, dan hanya beberapa di antaranya yang telah di dibudidayakan secara komersial. Dengan pengelolaan yang benar, spesies-spesies ini dapat menyediakan cukup makanan bagi dunia yang lapar.
Tempat tinggal
Pada zaman prasejarah, manusia hidup di hutan karena hutan menawarkan perlindungan. Orang-orang pribumi yang sampai saat ini masih hidup di hutan belantara tetap bergantung pada hutan sebagai tempat tinggal. Pohon menyediakan bahan bangunan, batangnya bisa dipotong menjadi papan atau balok, sedangkan ranting dan rumput bisa dimanfaatkan untuk membangun gubug atau pondok atau atap bangunan.
Nilai ekonomi
Hutan sangat penting bagi ekonomi dunia. Banyak produk yang secara komersial menggunakan kayu, obat, bahan pewarna, minyak dan damar disediakan oleh hutan. Rotan juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Tanah hutan juga sangat penting bagi pertanian dan industri pariwisata.
Kayu
Pohon menghasilkan satu dari dua jenis kayu, kayu keras dan kayu lunak, tergantung pada struktur dinding sel pohon itu. Kayu keras biasanya dihasilkan oleh pohon yang berbunga, seperti pohon mahoni, sedangkan sebagian besar pohon coniferous, seperti pinus, menghasilkan kayu lunak.
Kayu digunakan untuk bahan bakar, bahan bangunan, menghasilkan produk lain seperti furniture dan kertas. Kayu yang digunakan untuk konstruksi umumnya adalah kayu lunak. Guna menjaga kelestarian pohon dan untuk mengurangi biaya, beberapa pabrik menciptakan kayu olahan, yang terbuat dari serpihan berbagai jenis limbah kayu, yang dikombinasikan dengan lem yang kuat dan pengawet. Kayu olahan sangat kuat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi.
Sebagian besar kayu keras yang digunakan secara komersial berasal dari hutan tropis. Negara yang menebang dan menjual kayunya antara lain adalah Brasilia, Burma, Colombia, Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Tanah pertanian
Walaupun tanah hutan tidak baik untuk pertanian, namun semakin banyak saja hutan yang dibersihkan untuk tujuan itu. Itu memang bisa mendukung pertanian selama beberapa tahun, namun kemudian tanah itu hanya cocok untuk tempat pemeliharaan ternak.
Ramuan obat
Sejak zaman dahulu, tanaman dimanfaatkan karena khasiat penyembuhannya. Diperkirakan paling tidak ada 1.400 jenis tumbuhan di hutan tropis yang mengandung zat aktif pelawan kanker. Kina, dari pohon kinchona, dan curare, dari kulit batang tanaman hutan yang merambat yang dalam bentuk aslinya merupakan racun yang mematikan, keduanya digunakan sebagai bahan dasar obat yang sangat bermanfaat.
Pariwisata
Hutan tropis menjadi terkenal karena disukai turis yang punya minat berburu, peneliti, petualang serta mereka yang peduli lingkungan (ekoturisme). Beberapa negara tropis memperoleh keuntungan besar dengan membuat jalan yang lebar masuk ke dalam hutan untuk keperluan wisata.
Pengaruh kehidupan manusia pada hutan tropis
Walau hutan punyai pengaruh positif pada kehidupan manusia, manusia memberikan perlakuan yang sangat buruk pada hutan. Setiap tahun, lebih dari 2 milyar ton kayu gelondongan ditebang di hutan-hutan seluruh dunia. Sebagian besar hutan yang hilang itu terdapat di negara-negara berkembang di mana kayu digunakan sebagai bahan bakar dan pohon-pohon disingkirkan untuk keperluan pertanian. Untuk kebutuhan komersial, pohon dalam jumlah yang sangat besar musnah setiap tahun.
Pemanfaatan tanaman dan binatang
Didaerah tropis, banyak lahan hutan hilang seiring dengan bertambahnya populasi yang membutuhkan lahan pertanian dan peternakan. Pertanian “berpindah” dengan membakar hutan masih dilakukan. Hutan tropis hilang 70.000 kilometer persegi setiap tahunnya. Berdasarkan perkiraan para ahli, akibat penggundulan hutan, lebih dari 100 spesies tumbuhan dan binatang punah. Ketika lahan tidak lagi bisa mendukung pertanian, maka lahan itu ditelantarkan, kemudian hutan di tempat lain ditebang. Akibatnya, banyak binatang dan tumbuhan kehilangan habitatnya secara permanen.
Mutu lingkungan
Perusakan hutan tidak sekedar berarti kehilangan keindahan dan poduk yang dihasilkannya. Mutu air juga terpengaruh. Karena pepohonan hilang, humus juga hilang, akibatnya air hujan tidak lagi meresap kedalam tanah tetapi langsung mengalir, sehingga air bawah tanah tidak diganti. Permukaan tanah juga terbawa oleh air. Tanah subur ini akhirnya mengendap di parit dan sungai, dan bila tanah yang mengendap cukup besar jumlahnya, maka ikan akan mati.
Akibat perusakan hutan, mutu udarapun menurun. Tumbuhan tidak saja melepas oksigen kembali ke udara, tetapi daunnya juga menampung jelaga dan debu, kemudian jelaga dan debu itu tersiram hujan dan jatuh ke tanah. Karena pepohonan ditebang, jelaga dan debu tetap di udara dan mengakibatkan polusi udara. Polusi udara juga membantu merusak hutan, di daerah yang terpolusi tumbuhan meranggas karena keracunan asam, sakit, kemudian mati.
Karena mobil menjadi semakin populer, karbondioksida yang dihasilkannya, serta gas-gas lain yang tidak dikehendaki semakin menumpuk di atmosfir. Para ilmuwan yakin bahwa gas-gas ini membantu meningkatkan suhu bumi (efek rumah kaca). Karena hutan membantu menghilangkan kabondioksida dari udara, menebangnya berarti mendorong terjadinya pemanasan global. Kalau bumi bertambah panas, banyak spesies tumbuhan dan binatang akan punah.
Pengelolaan hutan
Kebanyakan hutan basah dan hutan tropis berada di negara-negara yang belum berkembang, yang membutuhkan sumber daya hutan untuk keperluan ekonomi. Sejak tahun 1945, lebih dari 40% hutan tropis di dunia ditebang, diperkirakan tahun 2005 ada 15% hutan lagi yang hilang. Namun beberapa negara menyadari bahwa mereka harus memanfaatkan sumber daya mereka dengan bijak, dan pelestarian hutan sekarang mulai dilakukan. Malaysia dan Uganda misalnya, memanfaatkan kayunya dengan lebih bijaksana, dan program penanaman kembali mulai dilakukan di Gabon dan Zambia.
Pada kenyataannya penggundulan hutan merupakan penyebab kedua yang menyumbangkan emisi karbon setelah peng—gunaan bahan bakar fosil.
Walau penanaman kembali hutan tidak akan bisa memulihkannya kembali seperti semula, namun itu jauh lebih baik dibandingkan kalau hutan yang sudah gundul itu ditelantarkan.
Kalau saja setiap orang di dunia ini menanam sebatang pohon, maka laju peningkatan karbondioksida di atmosfir bisa dihentikan. Karenanya, sesempit apapun pekarangan Anda, tanamlah sesuatu yang bisa tumbuh besar di di kemudian hari.
Karenanya, demi anak cucu kita, tanamlah pohon sebanyak-banyaknya, berhentilah menggunduli hutan. Lebih baik mewariskan bumi yang sehat daripada harta yang berlimpah hasil penebangan liar. Untuk apa harta yang berlimpah kalau bumi tidak lagi nyaman untuk dihuni?
----------
No comments:
Post a Comment