Thursday, February 26, 2009

Efek Negatif Permen

Efek Negatif di Balik Manisnya Permen
Justify FullSumber: Kompas.com
.
Makan permen boleh, tapi kalau boleh jujur sebetulnya permen termasuk golongan junk food alias “makanan sampah” yang miskin akan zat gizi.

Siapapun pasti kenal apa itu permen, termasuk buah hati Anda. Menurut jenisnya, ada begitu banyak ragam permen. Sebut saja permen karet, permen jeli, permen empuk, permen kristal, dan masih banyak lainnya. Ada juga permen cokelat atau permen karamel yang berbahan dasar gula yang mengalami pemanasan hingga berubah warna jadi kuning kecokelatan.

Bentuknya sendiri juga tak kalah beragam, dari yang bulat, lonjong, panjang, persegi sampai bentuk-bentuk lucu menyerupai binatang atau benda kesayangan si kecil. Belum lagi coraknya yang juga amat beragam bak pelangi. Rasanya? Wow, tentu beragam pula. Entah itu manis, asem, rasa jahe, mint atau rasa lainnya.

Kalau mau dirinci, apa saja sih yang terkandung dalam sebutir permen? Berikut di antaranya:

*
Sukrosa dan glukosa


Komponen utama permen adalah gula yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sukrosa. Sebagian besar permen rasanya manis lantaran mengandung sukrosa atau gula pasir. Itulah mengapa permen juga disebut gula-gula. Sementara glukosa umumnya juga terkandung di dalam permen untuk memperbaiki tekstur permen agar terasa lembut saat dinikmati.

*
Sakarin atau siklamat


Merupakan gula buatan yang menghasilkan rasa manis yang amat sangat. Gula buatan ini biasanya menimbulkan rasa pahit/getir di lidah konsumen. Bahan ini sekarang jarang digunakan lagi.

*
Asam malat atau asam sitrat


Merupakan asam organik yang ditambahkan pada permen hingga memberi rasa asam atau segar seperti jeruk, stroberi atau rasa buah lainnya. Ketika makan permen seolah-olah kita mengonsumsi buah-buah tersebut.

*
Zat pewarna


Sebagai pemikat, ke dalam pembuatan permen juga ditambahkan zat pewarna. Misalnya, warna merah menggunakan erythrosin atau karmin, sedangkan warna kuning tartazin.

*
Zat tambahan lainnya


Kadang permen juga mengandung zat tambahan seperti susu. Namun presentase kandungannya tentu kecil sekali karena biasanya memang hanya dimaksudkan sebagai pencita rasa.

Ada juga yang menggunakan ekstrak kopi, vanili, lemak nabati ataupun lemak sayuran, lecitin (zat yang banyak terdapat dalam kacang kedelai). Ada juga permen yang mendapat tambahan zat serat, terutama serat larut air seperti gel.

Tambahan ini dimaksudkan agar permen mendatangkan rasa nikmat saat digigit. Gel juga berasal dari sari buah dan agar-agar atau gelatin yang membuatnya terasa kenyal. Meski ada zat tambahan ini, komponen permen yang dominan tetaplah gula.

.
EFEK NEGATIF

Antara lain:

*
Termasuk golongan junk food


Pada dasarnya kandungan kalori dalam satu butir permen cukup rendah. Sekitar 20-30 kalori. Selain kalori, permen sebetulnya sama sekali tak memiliki kandungan gizi. Padahal kelebihan kalori yang dikonsumsi akan ditumpuk dalam bentuk cadangan lemak yang menyebabkan anak kelebihan berat badan. Sudah menjadi rahasia umum pula bila kegemukan berkaitan erat dengan penyakit kencing manis dan gangguan jantung. Jadi, kalau boleh jujur sebetulnya permen termasuk golongan junk food alias “makanan sampah” yang miskin akan zat gizi.

*
Merusak gigi


Sebenarnya pengaruh permen pada kerusakan gigi sangat tergantung pada kedisiplinan/kebiasaan anak menjaga kebersihan mulutnya. Terutama menggosok gigi maupun caranya membersihkan gigi serta seberapa banyak dan seberapa sering ia makan permen. Ada anak yang hobi makan permen tapi karena rajin menggosok gigi, ya tidak jadi masalah. Lain cerita kalau sisa-sisa permen yang menempel di gigi tidak dibersihkan sesegera mungkin, Inilah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya lubang gigi (karies). Kalau gigi sudah terkena karies pasti akan terasa sakit. Akibatnya, anak akan rewel selain tak mau makan. Ujung-ujungnya orangtua sendiri yang akan kewalahan menghadapinya. Apa pun, mencegah jauh lebih baik daripada telanjur terkena karies.

*
Mengurangi nafsu makan


Jika permen dikonsumsi saat senggang setelah anak sarapan atau makan siang tentu tidak jadi masalah karena kebutuhan zat gizinya telah terpenuhi saat makan tadi. Sayangnya, permen sering dikonsumsi mendekati waktu makan hingga akan mengganggu selera makan anak. Gula yang terkandung dalam permen akan memberi efek kenyang sehingga mengurangi selera makan anak.

Konsultan ahli:
Siti Mutia Rahmawati, SKM., MSi, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Jakarta
Penulis : Hilman Hilmansyah

----------


No comments: