Sunday, September 7, 2008

Makanan Organik

Oleh : Bernard Prasodjo (MP 27)

Pendahuluan

Adakah persamaan antara makanan vegetarian dan makanan organik? Tidak ada kesamaan di antara keduanya, makanan vegetarian adalah makanan yang tidak mengandung zat hewani seperti yang berasal dari binatang berkaki empat, unggas maupun ikan. Makanan organik adalah makanan yang ditumbuhkan dan disimpan tanpa pupuk buatan, pestisida buatan maupun zat mengawet, zat pewarna ataupun zat penyedap, termasuk daging binatang yang dipelihara tanpa obat-obatan kimiawi. Kenyataannya sisa sisa zat semacam itu tetap tinggal dalam bahan makanan konvensional dan kita konsumsi selama berpuluh tahun, dan terakumulasi dalam jaringan lemak kita.

Menyadari bahayanya bagi kesehatan secara menyeluruh, walau selama ini tidak ada penelitian komparatif dalam jangka panjang mengenai perbedaan antara pengaruh jangka panjang dari mengkonsumsi makanan konvensional dibanding dengan mengkonsumsi makanan organik, namun nampak sangat jelas bahwa makanan organik lebih baik bagi kita. Kalau kita bandingkan daging sapi dan susu sebagai satu kesatuan, makanan organik tidak mengandung endapan antibiotik ataupun perangsang pertumbuhan. Kalau kita bandingkan dengan makanan kaleng, makanan organik tidak mengandung zat-zat tambahan seperti pengawet, penyedap dan pewarna, dan tidak mengandung lemak hidrogen, yang secara langsung berpengaruh terhadap meningkatnya penyakit jantung.

Ada tujuh ribu jenis bahan tambahan yang secara resmi boleh digunakan dalam makanan non-organik untuk membuatnya tidak mudah layu, agar warnanya lebih cerah, terasa lebih manis, lebih renyah atau sekedar agar sedikit lebih baik dari pada yang dapat dilakukan oleh produsennya tanpa menggunakan zat-zat itu. Sebenarnya bahan tambahan itu tidak diperlukan dan bahkan merugikan. Pengaruh buruknya, bahan-bahan tambahan itu kebanyakan mengandung zat yang bisa memicu kanker dan bisa menyebabkan kerusakan. Sedangkan makanan organik hanya mengandung paling banyak tujuh zat tambahan alami yang tidak berbahaya.

Definisi makanan organik

Yang digolongkan sebagai makanan organik adalah makanan yang paling murni, ditanam atau diproduksi tanpa bantuan zat kimiawi. Kata “organik” merupakan tanda adanya komitmen kepada pertanian yang sesedikit mungkin mengganggu lingkungan. Makanan organik adalah makanan yang sesedikit mungkin diproses demi menjaga segaran makanan itu tanpa menggunakan pestisida buatan, penyemprotan ataupun pupuk buatan. Produksi makanan organik mempertahankan sumber-sumber alami dan mengurangi polusi udara, air dan tanah. Tanah yang dijaga keseimbangannya menumbuhkan tanaman yang kuat, sehat dan mempunyai rasa lezat.

Manfaat makanan organik

Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa buah-buahan, sayur mayur dan kacang-kacangan yang ditanam secara organik lebih banyak mengandung zat nutrisi, termasuk vitamin C, zat besi, magnesium dan fosfor, dan sangat sedikit mengandung nitrat dan endapan pestisida dibandingkan dengan tumbuhan yang ditanam dengan menggunakan pestisida dan pupuk sintetis. Sapi yang dipelihara secara organik dagingnya juga mengandung zat bermanfaat yang sama. Orang yang mengkonsumsinya akan bertambah sehat, karena makanannya lebih banyak mengandung nutrisi, dan kurang kandungan zat yang membahayakan kesehatan. Lingkungan yang digunakan untuk pertanian organik ternyata juga lebih menyehatkan dan tidak merusak ekosistem karena tidak dicemari oleh zat kimiawi. Banyak orang yang sadar bahwa makanan yang ditumbuhkan berdasarkan prinsip organik terbebas dari herbisida dan pestisida berbahaya, namun itu hanyalah salah satu dari aspek kecil dari pertanian organik.

Sumbangan besar pertanian organik adalah karena dia membuat tanah dan ekosistem di mana sayuran ditanam menjadi lebih sehat dan segar. Disadari bahwa tanah dan ekosistem yang sehat, subur dan hidup, sangat bermanfaat bagi pertanian. Tanah yang alami, tanpa terganggu, mengandung organisme mikrobiotik yang hidup secara harmonis dengan tanaman dan mineral anorganik yang menjaga kesuburan tanah. Ketika seorang petani memberikan bahan kimiawi sintetis ke tanah (seperti misalnya herbisida, pestisida atau pupuk anorganik untuk memacu pertumbuhan), itu akan mengganggu dan merusak kehidupan mikrobiotik, dan tanah hanya akan sekedar menjadi zat penopang tanaman saja.

Dalam metoda pertanian “konvensional” ini (yang telah digunakan sejak 75 tahun yang lalu dibandingkan 10.000 tahun dimulainya sistem pertanian yang pada mulanya organik) tanaman hanya dapat menerima udara, air dan sinar matahari dari lingkungannya; hal-hal lain harus disediakan oleh petani, seringkali zat-zat itu didatangkan dari tempat yang berjarak ribuan kilometer jauhnya. Tanaman hanya diberi makan dengan kebutuhan mendasarnya saja agar bertahan hidup sehingga dia sangat tergantung kepada petani yang menanamnya untuk dapat melawan hama, penyakit dan kekeringan.

Manfaat lain dari tanaman sehat yang tumbuh di tanah yang subur alami adalah rasanya. Rasa adalah hasil pencampuran antara berbagai macam molekul yang kompleks. Tidak heran kalau para juru masak di restoran berkelas memilih sayuran organik sebagai bahan masakannya.

Dengan mendukung pertanian organik setempat, maka kita juga turut menjaga agar danau, kolam, sungai dan air tanah terhindar dari polusi. Juga dengan semakin banyaknya orang yang mengkonsumsi makanan organik, maka makanan itu dapat diproduksi lebih banyak sehingga harganya bisa menjadi lebih murah.

Saat ini hasil dari pertanian konvensional nampak lebih murah harganya, walau sebenarnya itu hanyalah harga semu belaka, apa lagi kalau diperhitungkan gangguan kesehatan yang ditimbulkan karena selama berpuluh-puluh tahun mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat kimia, belum lagi kerusakan lingkungan yang diakibatnya, termasuk polusi.

Sekarang ini semakin banyak orang yang memilih mengkonsumsi makanan organik, termasuk ibu-ibu muda yang hanya memberikan makanan organik bagi anak-anaknya, itu demi masa depan mereka yang lebih sehat dan lebih baik.

———-

1 comment:

Anonymous said...

wah isi artikel Makanan Organik, dan blognya menarik ..