Friday, January 2, 2009

Guru

Diterjemahkan dari "On Your Wings", an introduction to Bhakti Yoga

Berbeda dengan kata guru dalam bahasa Indonesia, dalam tradisi Yoga, Guru (dengan G besar) diartikan sebagai seorang Guru Spiritual atau Master.

Seorang Guru mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan untuk melenyapkan ketidak tahuan spiritual muridnya. Guru sejati sudah mencapai tingkat perkembangan spiritual yang amat tinggi sebelum dia berperan sebagai seorang Guru. Seorang Guru tradisional telah mencapai Penyadaran-Tuhan sebelum mulai mengajar. Memang ada pengecualiannya, bila seorang Guru mulai mengajar dengan bimbingan Gurunya yang masih hidup, dan secara spiritual Guru dari Guru tadi membimbing dan mengawasinya. Dalam hal semacam ini dia sering kali merujuk pada Gurunya ketika dia mengajar murid-muridnya. Guru yang benar-benar telah mencapai kesadaran tentu sudah mencapai Kebersatuan dengan Tuhan selama inkarnasinya saat ini, dia tidak perlu merujuk ke siapapun kecuali pada Tuhan, karena Tuhan adalah Gurunya dan pembimbingnya yang sejati selama dia bergiat mengajar. Dia bertindak atas nama Tuhan, tidak pernah atas nama dirinya sendiri.

Hubungan antara seorang Guru dengan muridnya adalah hubungan Cinta Ilahiah. Dia membimbing muridnya kembali ke Tuhan. Cinta Guru kepada muridnya abadi, dan di akhir inkarnasinya dia akan melebur hampir semua karma dari murid-muridnya yang paling tinggi tingkatannya. Sekali sudah dipilih, seorang Guru tetaplah menjadi Guru dari muridnya sampai akhirnya murid itu mencapai sendiri Penyadaran-Tuhan dan Kebersatuan dengan Tuhan. Namun, bahkan setelah pembebasan semacam ini, hubungan cinta itu terus berlanjut dengan abadi. Ini adalah persahabatan sejati yang tidak ada akhirnya.

Memilih seorang Guru dari sudut pandang Pencari-Tuhan merupakan hal yang sangat peka. Seorang Pencari-Tuhan harus bersedia untuk benar-benar mempercayai dan mengikuti semua nasihat Gurunya. Pada saat yang sama, dia tetap harus menggunakan akal sehatnya dan bisa mengambil keputusan dengan baik. Dia harus belajar mengikuti nasihat Gurunya di saat belajar dan pada saat yang sama terbebas dari segala kelekatan dan menggunakan intuisi dan akal budinya dengan bijaksana. Jalan menuju Tuhan mungkin saja panjang dan berbatu, karenanya kadang-kadang menjadi tugas berat untuk melebur semua ego murid spiritual yang baru. Jauh lebih mudah menaklukkan negara lain daripada menaklukkan egonya sendiri. Seorang Guru akan tahu dan menyadari semua permasalahan Anda dan kebiasaan culas yang mungkin Anda punyai dan akan membantu menanggulangi ego Anda dengan cara penuh kasih-sayang dan penuh kedamaian yang paling cocok bagi Anda.

Bagaimanapun seorang Guru kadang menolak menerima 'Pencari-Tuhan' tertentu karena alasan spiritual tertentu. Dia mengetahui adanya hambatan karma dan hambatan spiritual dari seorang murid yang potensial dan mengetahui seberapa seriusnya seorang Pencari-Tuhan berusaha mati-matian untuk mencapai rumah idamannya, untuk bersama Tuhan.

Dari sudut pandang seorang murid spiritual, Guru dari Gurunya disebut dengan Paramguru.

Seorang Guru mengajarkan bagaimana cara menemukan jalan pulang menuju Tuhan. Karenanya dia harus sudah pernah menjalaninya agar benar-benar dapat memahami jalan itu, sebelum dia bisa mengajar orang lain bagaimana cara mencapai kebersatuan dengan Tuhan.

Ada beberapa Guru yang memilih untuk mengajar dalam jalur sebuah tradisi spiritual saja, seorang Guru yang sudah menyadari Tuhan sebenarnya dapat mengajar melalui tradisi spiritual manapun untuk membimbing muridnya langsung kepada Tuhan. Bisa saja dia memilih untuk mengajar masing-masing muridnya secara pribadi, dengan memperhatikan semua pengalaman spiritual dari inkarnasi terdahulu setiap murid ataupun lebih memperhatikan hambatan spiritual yang ada saat ini.

Guru dari tradisi spiritual tertentu kadang di sebut dengan Master.

Bagaimanapun, kata Guru merupakan istilah yang lebih tepat karena secara tradisional itu merujuk pada seseorang yang membimbing sesamanya kepada Tuhan dan mampu bertindak sebagai fasilitator di jalan itu. Dia menyalurkan pencerahannya kepada para muridnya, yang pada gilirannya akan merasa lebih mudah bermeditasi atau berkembang spiritualitasnya dengan kehadiran Guru di sisinya.

Mempunyai Guru jasmaniah merupakan tradisi yang sangat tua di banyak negara Asia dan di berbagai tradisi spiritual, terutama di India. Mempunyai Guru secara fisik tentu sangat bermanfaat bagi setiap Pencari-Tuhan, karena dengan demikian akan sangat menghemat waktu dan upaya, kalau Anda benar-benar mengikuti nasihatnya dengan baik. Sebagai tambahan, Cinta Ilahiah antara Guru dan muridnya akan melebur sebagian besar karma si murid, bahkan itu terjadi selama proses belajar sedang berlangsung dan itu membuat pertumbuhan spiritual muridnya menjadi jauh lebih mudah dan lebih cepat daripada kalau si murid menjalaninya sendiri.

Bagaimanapun, mungkin saja setiap murid yang sudah berkembang menyadari bimbingan spiritual dari Guru yang dicintainya. Karena itu kehadiran seorang Guru tidak lagi diperlukan. Seorang Guru sejati dapat membimbing para muridnya tanpa hadir secara fisik. Seorang Guru tidak pernah mati, karena dia bersatu dengan Tuhan setelah inkarnasinya, semua kebahagia—an Ilahi yang diterimanya dari Tuhan disalurkannya kepada para muridnya yang serius sampai mereka sendiri mencapai kebebasan dalam Tuhan.

Bagaimana Anda mengenali Guru Anda?

Anda akan merasakan gejolak emosional dalam diri Anda, atau begitu saja Anda jatuh cinta kepada Guru Anda, karena cinta adalah satu-satunya energi yang terpancar dari auranya sepanjang waktu kepada Anda. Bisa saja Anda merasakan energi yang luar biasa mengalir di antara Anda dan Guru Anda ketika pertama kali Anda mendekatinya. Seorang Guru sejati tidak pernah memungut bayaran atau imbalan tertentu dari pelayanan yang diberikannya kepada Anda maupun orang lain, karena dia akan menerima imbalan langsung dari Tuhan. Biasanya para Guru mau menerima sumbangan karena mungkin itu adalah satu-satunya pendapatan yang diperolehnya di dunia ini, karena jarang ada Guru yang mengikuti tradisi yang berlaku saat ini, bekerja untuk mendapatkan uang. Bagaimanapun ada beberapa Guru tingkat tinggi yang yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan bekerja mencari nafkah di siang hari dan mengajar para muridnya di malam hari. Lahiri Mahasaya adalah salah satu contohnya, di siang hari dia bekerja dan di malam hari dia mengajar murid-muridnya. Dia mengajarkan Kriya Yoga tetapi pada saat yang sama juga membimbing para muridnya dalam tradisi spiritual tertentu yang cocok dan bermanfaat bagi masing-masing muridnya, seperti Bhakti Yoga, Karma Yoga, Raja Yoga, Jnana Yoga dan tradisi yang lain. Bersatu dengan Tuhan menghasilkan penyadaran akan semua aliran yang membimbing pengikutnya menuju Tuhan.

Banyak di antara murid Lahiri Mahasaya yang mencapai Penyadaran-Tuhan dalam reinkarnasi fisik saat ini. Salah satu tugas utamanya adalah menyegarkan tradisi lama kriya Yoga.

Tetapi tidak menjadi soal betapa Anda mencintai Guru Anda, ingatlah selalu bahwa dia bertindak atas nama Tuhan, dan satu-satunya tugasnya adalah membimbing Anda menuju Tuhan dengan cara yang paling lancar dan paling nyaman.

Berdoalah selalu kepada Tuhan dan mintalah Guru Anda mendoakan Anda, jangan pernah berdoa kepada Guru Anda, betapapun sucinya dia. Hanya Tuhanlah tempat Anda berdoa.

----------

No comments: