Wednesday, September 24, 2008

Teladan yang Baik

TELADAN YANG BAIK

Melalui teladannya yang baik, ibu menanamkan hasrat membantu sesama dalam diriku. Dia mengajariku agar memperhatikan hal-hal yang diabaikan orang lain. Dia begitu penuh belas kasihan dan murah hati.

Ada stasiun kereta api kira-kira satu kilometer dari rumah kami. “Pengemis dan gelandangan dari stasiun kereta api itu sering kali datang mengetuk pintu rumah dilingkungan kami tinggal untuk meminta makanan. Sering kali mereka ditolak atau dimaki. Yang lain mengabaikan saja ketukan itu.

Ibuku selalu membuka pintu sambil tersenyum. Dia mengundang mereka singgah dan memberi mereka makanan. Dia menyuruhku memasang meja kayu dan kursi-kursi di sisi halaman yang teduh. Dari situ kita bisa melihat kebun bunga yang indah, tempat itu selalu sejuk, bahkan di musim kemarau yang paling panas sekalipun.

Kemudian ibu akan memasang taplak meja berkotak-kotak putih dan merah dan menata meja dengan teliti seperti layaknya kalau sedang menjamu tamu. Dia akan menuangkan kopi dan memenuhi piring mereka dengan makanan. Biasanya kemudian dia memberi mereka sebungkus bekal begitu mereka berpamitan. Kadang dia mengambilkan koran bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan.

Dia mendengarkan dengan sungguh-sungguh mereka yang ingin mencurahkan isi hatinya. dia tidak pernah bertanya mengapa mereka sampai berada dalam kesulitan seperti ini. Yang dilihatnya hanyalah mereka sedang membutuhkan bantuan.

Pada suatu hari dia bercerita: “Pada saat zaman sulit dahulu, ketika ayahmu almarhum sedang berkeliling mencari-cari pekerjaan untuk menghidupi kita, ada saja orang yang berbaik hati memberi dia makanan. Aku hanya sekedar membalas budi mereka. Aku tidak bisa memberi mereka uang, tetapi aku sudah cukup senang melihat mereka tidak kelaparan dan kecil hati.”

Ibuku benar-benar wanita yang patut diteladani.

----------

No comments: